SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenjangan kemakmuran. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Indonesia dulu pernah mendapatkan pinjaman dari IDA, namun saat ini sudah tidak lagi.

Harianjogja.com, SLEMAN– Menteri Keuangan (Menkeu) Srimulyani mengatakan, Indonesia akan ikut berpartisipasi dalam pengurangan dan penanggulangan angka kemiskinan di dunia. Langkah tersebut dilakukan melalui International Development Assosiation (IDA), organisasi internasional yang berkonsentrasi membantu negara-negara miskin di dunia.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Menurut Ani, Indonesia memiliki pengalaman cukup banyak dalam melakukan pengentasan kemiskinan. Dengan pengalaman tersebut, Indonesia berupaya ikut membantu negara lain agar terhindar dari kemiskinan. Menurutnya, Indonesia dulu pernah mendapatkan pinjaman dari IDA, namun saat ini sudah tidak lagi. “Yang dilakukan saat ini tinggal mencicil pembayaran dalam waktu 10 tahun,” kata Ani usai menghadiri pertemuan IDA18 di Hotel Grand Hyatt Jogja, Rabu (14/12).

Ekspedisi Mudik 2024

Pertemuan yang berlangsung tanggal 14 dan 15 Desember ini merupakan agenda terakhir rangkaian IDA 18 replenishment meeting selama 2016. Sebelumnya, pertemuan telah dilaksanakan di Paris, Myanmar, dan Washington DC sejak bulan Maret lalu. Disamping membahas pengalokasian dana, dalam pertemuan ini negara-negara donor diharapkan menyampaikan komitmen dana yang akan diberikan secara formal guna mendukung operasional program IDA ke depan.

Meski akan mengalokasi dana yang diberikan kepada IDA dan negara-negara miskin, Ani menegaskan hal itu tidak akan mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini. Pasalnya, alokasi dana yang diberikan sifatnya jangka panjang. “Untuk besaran anggarannya masih kami hitunh. Yang jelas tidak akan membebani APBN,” tegas Ani.

Selama ini, kata Ani, IDA telah menunjukkan komitmen dukungan terutama kepada negara yang mengalami konflik, dan menerima banyak pengungsi. Selama kurun 2011-2015, institusi ini setidaknya telah membantu memberikan program imunisasi kepada 205 juta anak, serta penyediaan sumber air bersih bagi 50 juta jiwa penduduk di berbagai belahan dunia.

Sekadar diketahui, Indonesia menjadi anggota IDA sejak 1968 lalu. Sampai dengan semester I 2015, pemerintah Indonesia telah menerima manfaat pinjaman sebesar US$2.744,5 juta dan hibah US$412,5 juta. Dana tersebut selama ini digunakan untuk pembangunan di berbagai bidang mulai kesehatan, pendidikan, ekonomi, hingga pembangunan daerah.

Saat ini sebagai graduate country, Indonesia dapat lebih berperan aktif di dalam penentuan kebijakan IDA. Dari keseluruhan 173 negara anggota IDA, Indonesia memiliki 0,88% voting power. “IDA terbentuk dengan semangat milinium development goal menjadi susitanable development goal di mana antara negara miskin, menengah dan maju bersama-sama mengurangi angka kemiskinan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya