SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga miskin (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Selama Pandemi Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo menyebut tingkat kemiskinan di Kota Bengawan kian meningkat.

Begitu pula tingkat kedalaman warga miskin yang semakin dalam terjerat kemiskinan. Hal itu terungkap dalam publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat 2021 yang diterbitkan BPS, belum lama ini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan penduduk miskin Kota Solo selama Pandemi terus mengalami peningkatan dibanding 2019.

Baca Juga: Duh, Angka Kemiskinan Solo Tertinggi Kategori Kota di Jateng Versi BPS

Jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan sebelum Pandemi 2019 sebanyak 45.180 penduduk atau 8,7%.

Dalam kurun waktu dua tahun ini meningkat menjadi 47.030 penduduk miskin atau 9,03% di 2020 dan di 2021 menjadi 48.790 penduduk miskin atau 9,4%.

“Kondisi ini per Maret 2021, jadi belum sampai akhir tahun. Tapi, fakta kemiskinan itu semakin meningkat terlihat karena Pandemi dimulai Maret 2020. Dibandingkan 2019, terjadi peningkatan yang signifikan,” kata dia, dihubungi Solopos.com, Senin (7/2/2022).

Baca Juga: Baznas Atasi Kemiskinan di Sragen Melalui Pengembangan Jagung

Indeks Keparahan Kemiskinan

Totok menjelaskan selain kuantitas kemiskinan yang meningkat, tingkat kemiskinan yang dialami warga miskin juga semakin dalam.

Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Sedangkan indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dalam dua tahun terakhir terus mengalami kenaikan.

Semakin besar nilai P1 maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dibanding dengan garis kemiskinan. Dan semakin besar nilai P2 maka lebar ketimpangan rata-rata pengeluaran antar penduduk miskin.

Baca Juga: Plus Minus Sistem Data Tunggal E-SIK Kemiskinan Solo

Meskipun begitu, ia meyakini kondisi pada 2022 bakal lebih baik mengingat geliat pemulihan ekonomi sejak semester dua 2021.

Dari tingkat inflasi yang naik, menjadi tolok ukur bahwa dorongan dan daya beli masyarakat yang meningkat, serta pasar dibanjiri permintaan.

“Bertambahnya angka kemiskinan ini tentu diperlukan kerja bersama antar elemen dan strategi jitu agar keluar dari keterpurukan dan pengentasan kemiskinan kembali berhasil,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya