SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Indonesia bisa bebas dari kemiskinan jika pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. Namun pertumbuhan tersebut harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara mengatakan pertumbuhan ekonomi 6,2% saja, inflasinya 6,4%, melebihi perkiraan pemerintah di angka 6,3%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Selain itu impor naik terus, di bulan Juli saja sudah defisit antara ekspor dan impor,” katanya dalam seminar Bank Dunia di Universitas Paramadina di Gedung Energy, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (28/9).

Menurut Mirza, hal itu terjadi karena lambatnya pertumbuhan infrastruktur Indonesia. Ia menambahkan, saat ini ekonomi Asia sedang tumbuh dengan pesat.

Pemerintah seharusnya bisa menyambut hal ini dengan pertumbuhan infrastruktur yang memadai untuk menghindari shock karena suplai pendukungnya, yaitu infrastruktur, tidak tersedia. “Kita mau mensejahterakan rakyat seperti yang kita mau, tapi masih ada problem untuk mencapainya. Baru tumbuh 6,2% saja di triwulan II, inflasi sudah naik dan ekspor-impor defisit,” ujarnya.

Dikatakan, apa yang bisa dilakukan sekarang yaitu mengencangkan ikat pinggang karena Indonesia belum bisa tumbuh sekencang negara-negara Asia lain. Namun ke depan pemerintah harus bisa mengatasi lambatnya pertumbuhan infrastruktur.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 6,3%. Sementara Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 dari 5,5% jadi 6,1%. Angka ini lebih baik dari capaian pertumbuhan ekonomi RI 2009 yang sebesar 4,5%. ADB juga memperbaiki proyeksi pertumbuhan ekonomi RI di tahun 2011 dari semula 6% menjadi 6,3%.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya