SOLOPOS.COM - Akibat diterjang lisus, Sabtu (14/1) lalu, rumah Kamijem, 55, warga Semen, RT52 RW26, Semen Sukoreno, Sentolo rata dengan tanah. (HARIAN JOGJA/ABDUL HAMIED RAZAK)

Akibat diterjang lisus, Sabtu (14/1) lalu, rumah Kamijem, 55, warga Semen, RT52 RW26, Semen Sukoreno, Sentolo rata dengan tanah. (HARIAN JOGJA/ABDUL HAMIED RAZAK)

Tatapan mata Kemijem, 55, tampak kosong. Perempuan berusia setengah abad itu hanya duduk pasrah, menyaksikan sisa-sisa puing rumahnya yang ‘hilang’ diterjang angin lesus. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca. Entah karena apa, satu persatu tetesan air matanya mengalir, membasahi kulitnya yang keriput.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kemijem mencoba mengusap air mata yang membasahi kedua kelopak mata dan pipinya. Sejurus kemudian dia bercerita. “Saat kejadian saya berada di ladang. Saya tidak tahu kalau ada angin yang merobohkan rumah saya. Saya sekarang cuma bisa pasrah dan menempati rumah adik saya,” cerita warga Semen, RT 52 RW 26, Sentolo tersebut kepada Harian Jogja, Senin (16/1).

Ekspedisi Mudik 2024

Sehari-hari, Kemijem bertahan hidup hanya dengan mengandalkan hasil ladangnya yang tidak seberapa. Ladangnya yang hanya sedikit, ditanami jagung, kedelai dan beberapa tanaman lainnya. Sebagian, aku Kemijem, hasil ladangnya dijual dan sebagian lainnya dinikmati sendiri. “Adik saya sudah tiga tahun ini sakit, strok dan tinggal di Jogja bersama istri dan anak. Saya sendiri punya penyakit darah tinggi yang belum sembuh dan sering kumat,” tambah dia sambil terisak.

Kini, selain ladang dan tanamannya, Kemijem hanya memiliki dua ekor ayam yang salah satunya sedang mengeram telur. “Saat rumah saya rubuh, saya berteriak, waah pitikku keblegan, mati ( waah, ayamku tertindih, mati). Untungnya, ayam saya tidak mati,” tuturnya.

Untuk sementara, Kemijem menempati rumah milik adiknya yang ditinggal kosong. Namun, kenangan indah di rumah reotnya yang rata dengan tanah tidak bisa dia lupakan. Sebab, selama ini, ‘istana’ itulah  yang melindungi Kemijem dari terpaan panas matahari dan dinginnya hujan. “Saya enggak tahu, siapa yang bisa bantu,” ucapnya pasrah.

Dibandingkan perempuan lainnya, Kemijem termasuk kurang beruntung. Selain hidup sendiri, rumah yang ditinggali merupakan warisan dari orang tuanya. Kemiskinan menyebabkan dia tidak mampu merenovasi dan membangun ‘istana’ nya yang sudah reot. Alhasil, saat angin lesus muncul Sabtu (14/1) gubuk reot seluas 9X7 meter yang hanya berdinding kayu lapuk dan gedek itu rata dengan tanah.

Dia berharap, ada solusi dan tindak lanjut maupun bantuan agar rumah Kemijem bisa berdiri. Rencana, lanjut dia, Kemijem akan ikut adiknya dulu. Jika ada bantuan, bekas rumahnya jadikan dapur karena rumah adiknya belum memiliki dapur.  “Untuk membangunnya lagi, butuh setidaknya Rp5 juta sampai Rp10 juta. Soalnya harus dibangun dari awal,” ungkap Riyanto, Kepala Dukuh Semen, kemarin.

“Sebenarnya bukan di sini saja yang rumah warga hanya berlantai tanah, berdinding kayu dan gedek. Ada 15 belas lain yang saya khawatirkan bisa ambruk kalau ada lesus. Bahkan, ada satu KK yang dihuni 1O orang. Padahal di dalamnya ada tiga balita,” tukas Riyanto.

Pemandangan tersebut tentu saja sangat bertolak belakangan dengan kemegahan ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI yang biaya reovasinya senilai Rp 20 miliar. Padahal, biaya tersebut hanya merenovasi ruangan seluas sekitar 700 meter persegi di Gedung Nusantara I.

Kursi wakilnya Kamijem dan orang-orang senasib ini pun harganya ugal-ugalan. Rp20 juta untuk anggota dan Rp24 juta untuk pimpinan.

Betapa ironisnya, satu kursi saja bisa digunakan untuk membangun 2-3 rumah rumah. Artinya Kemijen hanya butuh separuh kursi anggota Dewan. Jika benar Rp10 juta cukup untuk rumah layak bagi rakyat semacam Kemijem, maka anggaran ruang Banggar bisa digunakan untuk membangun 2.000 rumah!(Wartawan Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya