SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google/oketips.com)

Ilustrasi (google/oketips.com)

JAKARTA--Kementerian Kesehatan diminta mengevaluasi usulan anggaran Rp31,2 triliun yang diajukan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) tahun 2013. Alasannya, sejumlah usulan alokasi anggaran Kemenkes masih dipertanyakan anggota Komisi IX DPR.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“Apabila kita cermati RKAKL yang diajukan pemerintah terkait anggaran Kesehatan yang diajukan oleh Kemenkes, maka secara gamblang bisa disimpulkan bahwa kebijakan politik anggaran yang tergambar pada postur anggaran tidak akan membuat rakyat mampu mengakses hak kesehatan yang diamanatkan oleh konstitusi,” kata anggota Komisi IX, Rieke Dyah Pitaloka dalam keterangan tertulis yang diterima , Senin (17/9/2012) malam.

Rieke memaparkan poin krusial yang harus dievaluasi Kemenkes diantaranya, alokasi anggaran untuk belanja birokrasi yang lebih besar daripada untuk pelayanan publik. Anggaran pelayanan publik Rp15,3 triliun sementara belanja birokrasi mencapai Rp15,8 triliun.

Selain itu, kegiatan yang tidak jelas lokasi dan output yang dihasilkan adalah, laporan pengendalian lalat dan kecoa Rp1,5 miliar, peningkatan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (12 laporan) Rp69,4 miliar dan penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi (500 laporan) Rp2,88 miliar.

Tak hanya itu, Rieke juga mengkritisi klaim rumah sakit yang plafonnya perlu dipertanyakan di antaranya klaim rumah sakit (fasyankes) yang melayani pasien peserta jampersal (10 klaim) senilai Rp 1,559 triliun. Klaim rumah sakit yang melayani peserta program Jamkesmas (1.218 klaim) senilai Rp 5,73 triliun.

Politisi PDI Perjuangan ini juga menyoroti mata anggaran yang tidak tertulis programnya dalam usulan RKAKL. Mata anggaran ini mencakup peningkatan pelayanan kefarmasian, peningkatan produksi dan distribusi alat kesehatan, perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan.

Kemenkes, sambungnya juga harus melakukan realokasi anggaran lebih pada pelayanan publik termasuk memperkuat SDM kesehatan, penambahan dan peningkatan fasilitas kesehatan. “Termasuk menambah anggaran untuk peserta Jamkesmas non kartu yang mencapai 2,6 juta jiwa agar tidak mengurangi peserta Jamkesmas,” sebutnya.

Karena itu Rieke meminta dilakukannya evaluasi terhadap keseluruhan mata anggaran di Kemenkes. “Banyak anggaran tidak jelas, harus dievaluasi dulu untuk disetujui,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya