SOLOPOS.COM - (thinkstock)

Solopos.com, JAKARTA – Peringatan bagi warga negara Indonesia. Kementerian Kesehatan merilis data bahwa penderita hipertensi sebagai salah satu penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat di Indonesia.

Berdasarkan hasil survei Kemenkes, tujuh dari 10 penderita hipertensi tidak menyadari dirinya sedang sakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Prevalensi hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen tahun 2018, dengan prevalensi tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,3 persen dan terendah di Provinsi Papua sebesar 22,2 persen,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Elvieda Sariwati dalam acara Peringatan Hari Hipertensi Dunia yang diikuti di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Berdasarkan hasil survei, hanya tiga dari 10 penderita penyakit tidak menular yang terdeteksi selebihnya tidak mengetahui bahwa dirinya sakit.

Baca Juga: Hipertensi Jadi The Silent Killer, Ini Tips Cegah Tekanan Darah Tinggi

“Hal itu karena penyakit tidak menular tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi komplikasi,” tuturnya.

Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi teridentifikasi memiliki penyakit jantung dan lainnya.

Dari tiga penderita penyakit tidak menular yang terdeteksi tersebut, ia menambahkan, hanya satu orang yang berobat teratur.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2018 menunjukkan 8,8 persen penderita hipertensi yang terdiagnosis dan hanya 50 persen yang minum obat secara teratur.

Baca Juga: Hipertensi Tidak Diobati? 5 Hal Ini Bisa Terjadi di Tubuh Anda

Hal itu didukung data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) tahun 2022, penderita hipertensi yang berobat secara teratur sebesar 27,5 persen.

“Alasan tidak minum obat teratur adalah karena merasa sehat. Hipertensi memang tidak bergejala, kalau dibiarkan saja lama-lama bisa terjadi komplikasi, yakni bisa stroke, jantung dan lainnya,” tuturnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, Erwinanto mengatakan penyakit yang berhubungan dengan hipertensi di tingkat masyarakat cukup menghabiskan biaya penyakit katastropik yang besar.

Baca Juga: Bukan Hanya Otak, Organ Lain Juga Rawan Kena Komplikasi Hipertensi

“Itu harus dihindari dengan cara menurunkan tekanan darah pada pasien yang sudah hipertensi,” ujarnya.

Salah satu cara mengendalikan tekanan darah bagi yang sudah hipertensi yakni mengubah gaya hidup sehat dengan atau tanpa terapi obat.

“Batasi garam sedapat mungkin, kurangi konsumsi alkohol. Lalu olahraga teratur minimal 30 menit per hari dan sedapat mungkin tiap hari,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Hipertensi di Indonesia, Terbanyak di Kalimantan Selatan dan Terendah di Papua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya