Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Kemendikbud Merancang SMK Jalur Cepat, Apa Itu?

Kemendikbud Merancang SMK Jalur Cepat, Apa Itu?
user
Senin, 19 April 2021 - 14:05 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelatihan guru SMK yang dilakukan AHM. (Semarangpos.com-Marcomm AHM)

Solopos.com, SOLO—Pemerintah merancang SMK fast track (jalur cepat) yang menggabungkan pendidikan SMK dengan perguruan tinggi jenjang diploma II (D2). Nantinya, lulusan SMK yang kuliah di DII tidak menempuh pendidikan selama empat semester, tetapi cukup tiga semester.
Dirjen Pendidikan Vokasi pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, menjelaskan lulusan SMK yang sudah mendapatkan pendidikan keterampilan selama enam semester dan melanjutkan ke jenjang D2 akan menempuh kuliah hanya satu semester. Dua semester berikutnya adalah pemagangan di industri.
“Lulusan SMK ini kuliahnya satu semester, kemudian magang satu tahun [2 semester], pulang langsung dapat ijazah D2. Ini model dual system yang dilakukan di Jerman,” ujar dia dalam diskusi virtual Ngobrol Publik yang diselenggarakan Semua Murid Semua Guru (SMSG), Kamis (15/4/2021).
SMK fast track merupakan “pernikahan” segitiga antara sekolah, industri, dan perguruan tinggi. “Sejak sekolah siswa sudah dididik oleh guru SMK, pihak industri [yang masuk ke sekolah] dan dosen politeknik/dosen sekolah vokasi. Tinggal menu yang akan dimasak apa [keterampilan yang dibutuhkan seperti apa],” imbuh dia.
Pemilihan D2 sebagai jalur SMK fast track ini didasarkan atas kebutuhan industri yang banyak membutuhkan lulusan jenjang DII ketimbang sarjana.
Sementara itu, pihaknya juga menggagas perubahan kurikulum SMK dengan konsep perbaikan dan pengembangan. Di antaranya mata pelajaran teori/akademik konteksnya diubah menjadi vokasional. Ada juga mata pelajaran baru, yakni project base learning (pembelajaran berbasis proyek) serta ide kreatif dan kewirausahaan yang akan berlangsung tiga semester. Magang atau praktik kerja industri (prakerin) minimal satu semester. Lalu ada mata pelajaran pilihan. “Mata pelajaran pilihan ini misalnya siswa tata busana atau teknik mesin ingin belajar digital marketing silakan pilih mata pelajaran itu. Dan bagi mereka yang bercita-cita bekerja ke Jepang misalnya, silakan ambil pelajaran bahasa Jepang. Jadi ada kemerdekaan lebih luas, tetapi core [inti] tetap harus kuat,” imbuh dia.
Dalam perubahan kurikulum itu juga ada mata pelajaran wajib yakni Informatika yang berisi digital awareness (kesadaran digital) agar mereka terbiasa dengan e-commerce.
Wikan juga menyinggung tentang akan adanya program keahlian terbaru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman (kekinian). “Kurikulum baru ini akan kami uji coba terapkan ke 1.000 SMK dan tahun depan diterapkan ke seluruh SMK,” sambung Wikan.
Dalam perubahan kurikulum ini, pada mata pelajaran kejuruan diterapkan dengan pola baru. Semester 1 atau 1 dan 2, siswa diajak memahami seluruh proses pembelajaran, mengembangkan hasrat-visi-mimpi, menumbuhkan karakter pembelajar mandiri, dan mengembangkan kreativitas-kepemimpinan-imajinasi-kerja tim. Ini berbeda dengan yang berlaku saat ini, di mana pada semester awal siswa langsung digenjot keterampilan.
“Tentu semua ini dibutuhkan perubahan mindset guru dan dosen serta peran orang tua untuk mendorong anak-anaknya dalam perubahan ini,” ujarnya.

Solopos Stories
Rekomendasi
Berita Lainnya

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN