SOLOPOS.COM - Mentan Andi Amran Sulaiman memberikan motivasi kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang hadir dalam Tanam, Panen, dan Serap Gabah di Desa Wanareja, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jateng, Jumat (10/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Sumarwoto)

Meski Kemendag berencana membuka keran impor 500.000 ton beras, Menteri Pertanian (Mentan) menunjukkan Indonesia tidak kekurangan stok.

Solopos.com, JAKARTA — Di tengah rencana impor 500.000 ton, Kementerian Pertanian (Kementan) membantah terjadinya kekurangan stok beras. Stok beras pada Januari 2018 sebanyak 930.000 ton tidak dapat diartikan kekurangan pasokan.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan stok beras 930.000 ton pada Januari ini tidak kurang karena padi telah memasuki masa panen. “Oh iya, Oktober [mulai memasuki musim] hujan, berarti Oktober, November, Desember, dan Januari ada panen secara logika,” tuturnya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Dia mengatakan umur padi hanya 3 bulan, dan jika memasuki masa panennya tentu tidak akan bisa diundur hingga 7 bulan. Stok 930.000 ton beras yang ada saat ini adalah surplus dari tahun sebelumnya.

“Tahun 2016, 2017 tidak ada impor di tanggal 1 Januari 2018 masih ada beras di pasar Cipinang kan ada di seluruh toko di Indonesia kan itu produksi di 2017 berarti surplus,” tuturnya.

Bahkan, Mentan mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) pernah melakukan perhitungan beras yang ada dipasar pada 2015, dan jumlah beras tersebut mencapai 9,6 juta ton. Baca juga: Impor Beras 500.000 Ton Tanpa Restu Kementan.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemilihan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) untuk mempermudah pengaturan impor beras dan tidak menganggu kinerja Bulog yang saat ini sedang melakukan operasi pasar ke 2.500 titik pasar tradisional di Indonesia.

“Tidak ada dana APBN itu pasti. PT PPI itu menjadi pintu sehingga kita bisa mengatur, mereka bisa bermitra dengan pengusaha beras. Pendistribusiannya mereka pakai downlinernya untuk melakukan pendistribusian. Itu mekanisme distribusi yang sudah tercipta,” kata dia.

Proses dimulainya impor diklaim akan terjadi di minggu terakhir Januari hingga Februari dengan sejumlah 500.000 ton. Enggar juga tidak menyebut angka yang akan dikucurkan untuk membeli harga beras ini. Pasalnya total nilai ditentukan sendiri oleh PPI bersama mitra.

Menteri juga memastikan jenis beras yang ada sesuai dengan Permendag No. 1/2018 tentang ketentuan ekspor dan impor beras. Dalam beleid itu disebutkan, beras yang akan diimpor harus memenuhi persyaratan tentang kemasan yang bersentuhan langsung dengan pangan danmenggunakan bahan yang diizinkan untuk pangan sesuai dengan perundang-undangan.

“Bukan beras premium yang diimpor. Tapi beras khusus. Dan kemudian, dengan jual harga medium, di sana harganya lebih murah impor itu. Dan kita sudah sepakati untung tidak boleh gede-gede. Dan harus jual medium,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya