SOLOPOS.COM - Kepala Kantor Kemenag Wonogiri Anif Solikhin. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kepala Kementerian Agama atau Kemenag Wonogiri Anif Solikhin, menilai dua terduga pelaku pencabulan terhadap 12 murid madrasah ibtidaiah atau MI yang notabe kepala dan guru madrasah telah gagal sebagai pendidik.

Di sisi lain, Anif menilai perlunya pendidikan seksual diberikan kepada para siswa termasuk di madrasah untuk mencegah mereka menjadi korban pencabulan atau tindak asusila lainnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Anif mengatakan kasus pencabulan terhadap 12 siswa salah satu MI ini mendapatkan perhatian khusus. Kantor Kemenag Wonogiri tidak main-main untuk menuntaskan perkara ini, terutama untuk kepentingan dan masa depan korban.

Menurut Anif, Kemenag Wonogiri langsung bergerak cepat begitu mendapatkan informasi soal dugaan pencabulan yang melibatkan kepala dan guru MI itu terhadap belasan murid. Terduga pelaku segera diberhentikan sementara dari tugas dan jabatan mereka.

Hal itu untuk mempermudah proses penyelidikan sekaligus untuk melindungi korban karena situasi di lingkungan pendidikan itu sudah tidak sehat. Pada sisi lain, dia menilai adanya kasus ini menandakan pelaku pencabulan yang notabene kasek dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) itu gagal menjadi pendidik.

Alih-alih memberikan tuntunan, mereka malah memberikan contoh buruk, bahkan mengakibatkan trauma terhadap siswa. “Sebenarnya, pembinaan terhadap pimpinan madrasah dan guru itu sudah ada. Sekolah pun diwajibkan menciptakan lingkungan yang ramah anak. Maka ini sangat memprihatinkan,” kata Anif saat ditemui Solopos.com di Kantor Kemenag Wonogiri, Selasa (30/5/2023).

Dia juga menilai kasus pencabulan kepala dan guru MI terhadap 12 murid di Wonogiri memperlihatkan masih lemahnya pendidikan seksual atau pemahaman tentang kekerasan seksual baik guru maupun murid. Selama ini, siswa madrasah sudah mendapatkan pendidikan seksual tetapi porsinya tidak banyak.

Materi itu pun masih bergabung dengan mata pelajaran lain, tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu, dia menyebut madrasah maupun sekolah perlu memberikan materi khusus pendidikan seksual.

SOP Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

Materi itu di antaranya berisi soal pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Dengan begitu, siswa menjadi tahu dan bisa bersikap aktif untuk melaporkan ketika terjadi kekerasan seksual.

Hal ini sebagai upaya preventif untuk mencegah kekerasan seksual di lembaga pendidikan. “Ke depan, saya kira perlu materi soal pemahaman kekerasan seksual diberikan khusus kepada siswa,” ujar dia.

Anif mendorong yayasan-yayasan pemilik madrasah memberikan perhatian khusus terhadap isu kekerasan seksual. Perekrutan dan pengangkatan guru yayasan jangan sampai hanya melihat capaian akademik, tetapi juga karakter guru.

Selain itu dia juga mendorong yayasan memiliki standard operating procedure (SOP) tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Sriyanto, mengaku sangat prihatin atas kasus dugaan pencabulan terhadap 12 murid salah satu MI itu. Kasus itu seharusnya sama sekali tidak boleh terjadi di lembaga pendidikan.

Apalagi, dari informasi yang ia dapatkan, tindakan itu sudah berlangsung berbulan-bulan sebelum akhirnya terungkap akhir Mei ini. Menurut dia, hal itu menandakan komunikasi antara guru, murid, dan orang tua murid tidak terjalin cukup baik.

Madrasah kurang terbuka kepada orang tua dan siswa. “Pasti ada jarak komunikasi antara guru dan siswa. Kalau ada kedekatan, pasti siswa akan mudah curhat kepada guru soal masalahnya. Guru bisa berposisi sebagai teman,” kata Sriyanto.

Ihwal pendidikan seksual, Sriyanto mengakui hal itu masih cukup tabu diajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini akan menjadi pembahasan internal Disdikbud Wonogiri bagaimana pendidikan seksual bisa disampaikan sesuai level anak, sehingga bisa menjadi upaya pencegahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya