SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (Dok/JIBI/Solopos)

Madrasah DIY kekurangan guru agama.

Harianjogja.com, JOGJA–Madrasah-madrasah di DIY kekurangan ratusan guru agama. Untuk menambal kekosongan, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY telah mengusulkan pengangkatan guru agama baru ke Pemerintah Pusat.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY Edhi Gunawan mengungkapkan pihaknya sudah mengajukan tambahan guru pendidikan agama sebanyak 381 orang ke Kementerian Agama. Jika nantinya di setujui, Kanwil Kemenag DIY akan menempatkan tenaga pendidik baru di madrasah-madrasah yang guru agamanya tinggal sedikit.

Ia menjelaskan, penyebab dari menyusutnya guru agama adalah karena adanya moratorium penerimaan aparatur sipil negara (ASN) baru, terhitung dari 2011 hingga sekarang. Kondisi ini ditambah dengan banyaknya guru agama yang pensiun. Adapun saat moratorium belum berlaku, Pemerintah lebih mengutamakan pengangkatan guru mata pelajaran umum.

“Pada 2005-2011, kecenderungannya pengangkatan CPNS untuk guru mata pelajaran umum. Sedangkan untuk mata pelajaran agama, persentasenya sangat kecil,” ucapnya tanpa merinci keterangannya di Kanwil Kemenag DIY, Senin (26/3/2018).

Akibat kondisi itu, sambung Edhi, sejumlah madrasah di DIY, utamanya yang berstatus negeri mengalami surplus guru di bidang mata pelajaran umum. Sebaliknya, untuk mata pelajaran agama, madrasah malah kekurangan.

“Ini kan jadi ironis, madrasah yang notabene sekolah berciri agama, malah kekurangan guru agama. Padahal, ada lima mata pelajaran yang harus diampu, Bahasa Arab, Alquran-Hadist, Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqih dan Aqidah-Akhlak,” katanya lagi.

Sebagai solusi sementara, Kanwil Kemenag DIY mengangkat tenaga kontrak untuk ditempatkan di madrasah-madrasah yang membutuhkan. Edhi menyadari, pengajuan 381 guru baru tidak akan bisa dipenuhi dalam satu kesempatan. Harapannya, jumlah itu bisa dipenuhi secara bertahap. Sembari menunggu kuota terpenuhi, Kanwil Kemenag DIY tetap akan mengangkat tenaga kontrak.

Lebih lanjut ia menerangkan, kurangnya guru pendidikan agama juga terjadi di sekolah-sekolah umum, terutama yang berlokasi di daerah pedesaan?. Dari banyaknya sekolah umum, Kanwil Kemenag Agama DIY mencatat, keberadaan guru pendidikan agama hanya sekitar sepertiganya saja.

Di daerah-daerah seperti Samigaluh, Girimulyo, dan Kalibawang, Edhi mengutarakan, guru agama bisa mengajar di dua sampai tiga sekolah sekaligus. “Saya khawatir, kalau ada sekolah yang tidak ada guru agamanya itu kasihan anak-anak yang memang butuh pelajaran pendidikan agama.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya