SOLOPOS.COM - telantar

Mekkah (Solopos.com) – Kementerian Agama memastikan akan menindak tegas kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) dan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) yang bermasalah, sehingga merugikan jemaah saat menunaikan ibadah haji.

GAGAL BERANGKAT HAJI -- Sejumlah calon jamaah haji asal Sumbawa yang gagal berangkat berada di penampungan sementara di Hotel Triguna Ampenan, Mataram, NTB, beberapa waktu lalu. Sebanyak 86 calon jamaah haji asal Kab Sumbawa dan Kab Sumbawa Barat, yang menggunakan jasa pemberangkatan biro perjalanan Al Haromain Sumbawa, gagal berangkat ke Tanah Suci dan telantar di Mataram selama 3 hari. Para calon jamaah haji tersebut mengaku telah menyetorkan uang sebesar Rp 65 juta per orang kepada biro perjalanan tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pasti akan kami tindak sesuai dengan tingkat kesalahannya kalau nyata-nyata melakukan pelanggaran,” kata Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto kepada pers di Mekkah, Kamis (24/11/2011). Menurutnya, Kemenag saat ini masih menunggu laporan dari para jamaah jika terdapat KBIH dan PIHK yang dinilai menyusahkan jemaah Indonesia.
Ekspedisi Mudik 2024

Kementerian Agama, kata Slamet, akan menegakkan disiplin dan terus mengawasi KBIH dan PIHK sehingga mereka selalu bisa memberangkatkan jamaah naik haji sesuai dengan janji yang disampaikan. Dia mengakui, memang saat ini masih ada KBIH yang bermasalah sehingga saat memberangkatkan jamaah masih ada yang dirugikan bahkan ada yang terlantar saat berada di Tanah Suci.

Menurutnya, keberadaan KBIH di daerah-daerah Indonesia saat ini sangat banyak dan tugas sebenarnya adalah membimbing masyarakat yang ingin berangkat naik haji serta tidak berhak mengirimkan jamaah ke Arab Saudi. “Jadi sebenarnya KBIH itu tugasnya hanya sebatas membimbing calon jamaah di Tanah Air dan tidak bisa megirim jamaah ke Tanah Suci,” katanya.

Kemenag, katanya, sesungguhnya sudah seringkali mengimbau kepada masyarakat untuk hanya menjadikan KBIH sebagai tempat pembimbing bukan memberangkatkan ke Tanah Suci. Slamet mengungkapkan masalahnya adalah banyak masyarakat terutama di daerah sangat bergantung dengan keberadaan BPIH karena memang tingkat pemahaman masyarakat yang minim, sehingga dimanfaatkan KBIH. “Masyarakat Indonesia tingkat kemandiriannya masih minim dan mengedepankan paguyuban, sehingga masih bergantung dengan KBIH,” katanya.

Untuk itu, kata Slamet, salah satu titik perhatian Kemenag dalam meningkatkan pemahaman ibadah haji akan memberikan manasik lebih luas, seperti pemahaman ibadah haji, kesiapan mental serta kesehatan.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya