SOLOPOS.COM - Ilustrasi, rukyah hilal (JIBI/SOLOPOS/detikcom)

Solopos.com, JAKARTA—Awal Bulan Puasa Ramadan 2022 atau 1443 Hijriah berpotensi berbeda dilakukan umat Islam di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kriteria baru yang diterapkan Kementerian Agama (Kemenag) dalam menentukan awal bulan hijriah, termasuk awal Ramadan 1443 H tahun ini.

Kemenag telah menyepakati kriteria baru penentuan awal bulan hijriah bersama Menteri Agama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kriteria MABIMS baru ini merupakan hasil Mazakarah Rukyah dan Takwim Islam MABIMS pada tahun 2016 di Malaysia yang diperkuat oleh seminar internasional fikih falak di Jakarta yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta tahun 2017,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, sebagaimana dikutip dalam siaran pers Kementerian Agama di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Awal Ramadan Muhammadiyah 2 April, Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 April

MABIMS sepakat mengubah kriteria ketinggian hilal (bulan) dari 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat dalam menentukan awal bulan hijriah.

“MABIMS juga bersepakat, penetapan awal bulan hijriah tidak hanya melihat aspek saintifik, tetapi perlu melihat aspek syariah, sosiologis, dan psikologis,” kata Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama, Ismail Fahmi.

Ia mengatakan bahwa MABIMS semula sepakat menggunakan kriteria tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat untuk menentukan awal bulan Hijriah pada 2018, tetapi urung. Kriteria baru itu baru digunakan tahun 2021.

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Puasa Ramadan 2022 Digelar? Ini Jadwal dari Kemenag

Menurut Fahmi, penggunaan kriteria baru akan berdampak pada penetapan awal bulan Ramadan, Zulhijah, dan Safar tahun ini. “Itu akan ada perubahan yang diprediksikan terjadi pada Ramadan, Zulhijah, dan Safar tahun ini. Kita akan ubah sesuai dengan kriteria baru,” katanya.

Kementerian Agama akan menyosialisasikan penggunaan kriteria baru dalam penetapan awal bulan dalam penanggalan Hijriah ke organisasi-organisasi massa Islam.

Menanggapi kriteria baru tersebut, pakar falak Muhammadiyah Arwin Juli Butar-butar mengatakan posisi hilal untuk awal Ramadan 1443 H di Indonesia secara umum berada pada ketinggian di bawah 2 derajat. Jika Kemenag telah mengubah kriteria awal bulan, maka potensi terjadinya perbedaan tahun ini akan semakin besar.

Baca Juga: Belum Sidang Isbat, Pemkab Karanganyar Unggah Jadwal Imsakiyah Ramadan

Namun seperti lazimnya selama ini, putusan Kemenag baru akan diputuskan sesaat setelah pelaksanaan rukyat pada 29 Sya’ban 1443 H atau 1 April 2022.

“Muhammadiyah sendiri telah menetapkan awal Ramadan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Karena itu perbedaan dan persamaan memulai awal Ramadan 1443 H keduanya masih memungkinkan dan menarik ditunggu,” ujar Arwin sebagaimana dikutip dari muhammadiyah.or.id, Selasa (8/3/2022).

Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan pada Jumat Pahing, 29 Syakban 1443 H bertepatan dengan 1 April 2022, ijtimak jelang Ramadan 1443 H terjadi pada pukul 13:27:13 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢  LS dan l = 110° 21¢ BT ) = +02° 18¢ 12² (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan berada di atas ufuk. Dengan demikian, pada 2 April sudah memasuki bulan baru yaitu Ramadan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya