SOLOPOS.COM - Bupati Tabanan Bali Ni Putu Eka Wiryastuti saat diwawancara wartawan, Kamis (14/9/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM menggelar diskusi bertajuk Investasi Hati Goes to Campus, di University Club

Harianjogja.com, SLEMAN – Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM menggelar diskusi bertajuk Investasi Hati Goes to Campus, di University Club, Kompleks UGM, Kamis (14/9/2017).

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Bupati Tabanan Bali Ni Putu Eka Wiryastuti yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan berbagai kebijakan ekonomi kerakyatan termasuk memberi modal bagi BUMDes dengan sepenuh hati.

Pemerintah Kabupaten Tabanan Bali pernah mendapatkan penghargaan Astungkara dari Kementrian Agama atas prestasinya dalam mewujudkan harmoni hubungan antar umat beragama.

Salahsatu kebijakannya yang sempat ada yang mengkritik adalah program mudik gratis yang diberikan kepada masyarakat muslim di Tabanan. Namun sang bupati menegaskan tetap melanjutkan program tersebut.

“SKPD juga ada yang bertanya program mudik gratisnya, jadi bu? Ya saya jawab, jadi setiap tahun. Karena saya pemimpin semua umat, mau Hindu, Budha Islam Kristen. Apa saya sebagai pemimpin tega melihat pemudik naik motor membawa barang banyak, dua anak, apa tega? Saya wajib melindunginya. Maka ada program mudik gratis, itu tidak pakai APBD, kenapa ada yang ribut, saya minta sumbangan kok,” ungkap Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam diskusi tersebut.

Selain itu, kebijakan yang serius dan tidak setengah-setengah dilakukan lagi adalah penyelenggaraan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan BUMDes. Program itu konsisten didukung dengan memberdayakan masyarakat terutama di sektor pariwisata dan sektor pendukungnya.

Bahkan, ia tidak tanggung-tanggung dalam memberikan modal kepada BUMDes sebesar Rp200 juta per desa dan masyarakat mampu meningkatkan perekonomiannya.

“Bagaimana kita bisa mengangkat, rakyat diberdayakan. Makanya saya bangun perusahaan daerah. Bukan BUMD yang ecek-ecek, tetapi kami bikin hotel, restoran, kita buatkan spot tempat makan. Kami juga memodali Rp200 juta per desa, untuk BUMDes, itu terus didorong, terakhir membuat Festival Tanah Lot,” kata dia.

Eka juga menyorot soal hilangnya nilai gotong royong di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus menghidupkan gotong royong di tengah masyarakat Tabanan.

Rektor UGM Prof. Panut Mulyono mengapresiasi kebijakan Bupati Tabanan Bali yang tetap dalam koridor ideologi Pancasila. Setiap kepala daerah memang seharusnya menjadikan Pancasila sebagai ruh dalam setiap kebijakan yang ditelurkan.

“Karena tugas kepala daerah itu mensejahterakan rakyat. Sehingga setiap inovasi yang dilakukan harus berbasis pada ideologi Pancasila,” ungkap Panut dalam membuka acara tersebut.

Diskusi sekaligus membedah buku itu berjudul Investasi itu dihadiri ratusan orang dari berbagai elemen, seperti mahasiswa, pelajar, politis, akademisi, ekonom hingga pejabat daerah. Diskusi itu diakhiri dengan pemutaran video sejumlah daerah di Tabanan, Bali yang sudah maju berkat penerapan ekonomi kerakyatan. Sejumlah peserta meminta kepada Eka Wiryastuti untuk berswafoto dari panggung dengan latar para peserta diskusi yang mengangkat buku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya