SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kelompok teater di Jogja tak hanya didiami oleh pemain dewasa. Para remaja juga ada di dalamnya. Sayangnya kehidupan kelompok teater remaja kembang kempis terbentur aneka persoalan.

Teater remaja biasanya tumbuh dan berkembang di sekolah-sekolah. Keberadaannya menjadi bagian dari ekstrakulikuler. Kegiatan seni ini menjadi semacam sampingan setelah usai pelajaran formal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara keseluruhan, banyak yang menyebut perkembangan teater remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sulit berkembang. ”Boleh dibilang tidak berkembang. Karena hanya sekolah-sekolah tertentu saja,” ujar Sutriswaya, Pembina Teater 10, SMA Negeri 8 Jogja atau yang biasa dipanggil Tris, kepada Harian Jogja pekan lalu.

Tris lantas menjelaskan, dari sekian puluh yang ada di Kota Jogja, hanya beberapa sekolah saja yang teaternya cukup berkembang, di antaranya SMAN 8, SMAN 6, SMAN 11, SMK 2 Jogja (STM Pembangunan), SMAN 2 dan SMAN 1 Depok.

Sedangkan di sekolah lain, teater remaja seperti hidup segan mati tak mau. Tidak berkembangnya teater di sekolah, menurut Tris yang ditemui Harian Jogja saat membina Teater 10 di pendapa Balai Kota Jogja, karena tidak adanya dukungan dari pihak sekolah pada seni peran.

”Dari pihak sekolah sendiri kurang memberi kesempatan. Seperti sekolah yang saya bina selama ini, SMA 8 dan SMA 6, kalau tidak ada dorongan dari sekolah, tidak akan muncul ekstrakulikuler seperti ini [teater],” ujarnya.

Lelaki yang sejak era 1980-an telah mengabdi menjadi pembina teater dan seni budaya di SMAN 8 ini juga mengungkapkan kesulitan juga ada di masalah pendanaan dan faktor orangtua.

Orangtua kebanyakan masih berpikir bahwa teater masih dianggap seni yang tidak berguna dan tidak ada manfaatnya bagi anak. Inilah salah satu faktor yang sering menghambat berkembangnya teater remaja di sekolah.

”Orangtua berpikir bahwa teater hanya akan menjadi seperti itu. Paradigma lama yang masih dipegang orangtua ini lah yang sulit untuk diubah, bahwa teater tidaklah seperti yang mereka lihat selama ini,” ujarnya.

Sulitnya dana
Kendala yang tak kalah berat mendera kelompok teater remaja adalah soal dana. Sebuah pementasan teater sekolah biasanya sangat sulit mencari sponsor. Apalagi bagi mereka yang belum dikenal. Seperti misalnya yang dialami Teater Kertas, SMAN 2 Jogja.

Menurut penuturan Daya Parta, seksi penggalian dana Teater Kertas, selama tiga bulan sebelum pementasan dia dan teman-temannya tak kunjung mendapat sponsor. Mereka lantas menjual stiker, koran, multivitamin yang keuntungannya disisihkan sebagai dana untuk pentas.

Beruntung tiga minggu menjelang pentas, beberapa sponsor menyetujui hingga akhirnya pentas tunggal berjudul Persimpangan sukses digelar di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Senin (16/5) malam. ”Target kami Rp13 juta, itu minimal. Kalau tidak ada segitu, kami tidak berani karena uang sewa gedung cukup mahal,” kata siswi kelas 2 ini.

Sedangkan Ketua Teater Kertas, Lawrozabna Lila Danisa berucap pihak sekolah tak banyak membantu dalam hal ini. Sejak dibentuk, sekitar 1980-an teater ini tak sekalipun digubris pihak sekolah.

Menginjak 2009, teater ini melakukan gebrakan dengan menyelenggarakan pentas tunggal di Societet TBY. Sejak itulah, pihak sekolah mulai mendukung meski belum sepenuhnya. ”Kami sebisa mungkin menunjukkan bahkan kami bisa. Kami tak akan menyerah, tanpa sekolah pun kami bisa mencari dana. Sekolah sebatas pendukung,” terang Lila.

Kesulitan mencari sponsor juga dirasakan Teater Padmanaba yang sekarang berubah nama menjadi  Teater Jubah Macan, SMAN 3 Jogja yang notabene sudah banyak dikenal masyarakat luas.

Salah satu anggotanya, Akib, tak mau ambil pusing dan menjadikan hal itu sebagai kendala. Justru membuat teater ini kian bersemangat. ”Setelah ikut teater saya lebih percaya diri,” ucapnya percaya diri. Akib juga tak lelah memberi dorongan kepada rekannya untuk mencari sponsor.(Wartawan Harian Jogja/Holy Kartika N.S & Tri Wahyu Utami)

HARJO CETAK

Foto: Pentas Teater Kertas, SMAN 2 Jogja Senin, (16/5) malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya