SOLOPOS.COM - Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga DKI Jakarta berusia 18 tahun ke atas di GOR Pangadegan, Jakarta Selatan, Kamis (10/6/2021). (Bisnis-Abdullah Azzam)

Solopos.com, SOLO — Komando vaksinasi harus dikembalikan lagi kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di pusat dan Dinas Kesehatan (Dinkes) di daerah-daerah. Hal ini karena banyaknya penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 secara massal oleh berbagai pihak dan kurangnya koordinasi dengan pemerintah justru membingungkan masyarakat.

Masyarakat sering melihat ada penawaran-penawaran vaksinasi massal yang diselenggarakan pihak-pihak tertentu. Tetapi saat pendaftaran, kuotanya langsung penuh dalam hitungan menit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini dialami Retno, warga Jebres, Solo yang sudah tiga kali mencoba mendaftar vaksinasi melalui 3 jalur, tetapi selalu gagal.

“Dulu mendaftar lewat RT tidak terakomodasi, lalu lewat jalur UMKM juga gagal tidak terakomodasi. Kemudian lewat vaksinasi massal Polri sudah kehabisan kuota pendaftar. Sempat bingung juga harus vaksinasi lewat mana lagi. Akhirnya ikut jalur PKK dari Pemkot Solo, baru bisa dapat,” ujar Retno seperti disampaikan kakak kandungnya, Lia, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Pelajar di Solo Mulai Ikuti Vaksinasi Covid-19: Tingkat SMA Dulu, SMP Kemudian

Dokter Universitas Sebelas Maret (UNS), Tonang Dwi Ardyanto menilai masyarakat seharusnya dimudahkan untuk mendapatkan vaksin. Tanpa harus berkali-kali mendaftar untuk penyelenggaraan yang berbeda-beda.

Yang terjadi saat ini, masyarakat menjadi gelisah ketika banyak dibuka sentra vaksinasi. “Masyarakat menjadi gelisah ketika dibuka sentra vaksinasi di sana sini. Tapi baru mau daftar sudah penuh. Jadilah suasananya seperti rebutan, kejar-kejaran. Akibatnya orang panik dan gelisah,” ujarnya.

Menurutnya keresahan ini juga terjadi di kalangan tenaga kesehatan (nakes). “Keluhan teman-teman di Dinkes dan pusat kesehatan adalah mereka jadi bingung karena banyak yang tiba-tiba membuka pelayanan [vaksinasi],” imbuhnya.

Baca juga: Alhamdulillah, Sertifikat Lahan Terdampak Jalur KA Bandara Diserahkan

Komando Vaksinasi di Dinkes

Tonang tidak mempermasalahkan penyelenggara vaksinasinya tersebut, tetapi seharusnya dalam pelaksanaan vaksinasi komandonya harus tetap di Kemenkes/Dinkes tentang sasarannya, wilayahnya, dan sebagainya.

“Sebaiknya komando vaksinasi ada di Kemenkes untuk pusat dan Dinkes di daerah. Sehingga akan terkendali sesuai tahapan vaksinasi yang telah ditetapkan di awal,” ujar Tonang yang juga juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Rumah Sakit (RS) UNS ini.

Sedangkan pada pelaksanaan vaksinasi, unsur lain di dalam pemerintah sifatnya diperbantukan. Tonang mengambil istilah vaksinasi seharusnya Bawah Kendali Operasi (BKO) Kemenkes dan Dinkes.

“Mudahnya, yang punya kerja tetap Dinkes, tapi mangga ada yang mau jadi sponsor, jadi penyelenggara, dan seterusnya tapi komando tetap di Dinkes. Jadi satu pintu. Karena kalau Dinkes itu bekerja jangka panjang, tidak sesaat saja. Jadi harus ada pentahapan dan perhitungan jangka panjang.

Baca juga: Hebat! Kades Krajan Sukoharjo Ikut Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 

Sementara itu, Kepala Dinkes Solo Siti Wahyuningsih juga meminta kepada para penyelenggara vaksinasi agar selalu berkoordinasi dengan pihaknya. “Kita mohon kerja sama, koordinasi dengan Pemkot. Sehingga akhirnya lingkarannya itu selesai. Koordinasi dan komandonya kan Wali Kota. Jangan jalan sendiri-sendiri,” ujarnya saat ditemui di SMAN 1 Solo, Kamis (5/8/2021).

Sementara itu, kepada masyarakat Ning meminta untuk bersabar menanti giliran vaksinasi. Ia memastikan vaksinasi untuk masyarakat di Sentra Vaksinasi Grha Wisata Niaga terus berjalan, meskipun saat ini juga dipakai untuk pelajar.

“Vaksinasi di Sentra Vaksinasi separuh untuk masyarakat umum dan separuhnya lagi untuk pelajar,” imbuh Ning.

Sebaliknya, masyarakat yang mendapat jatah vaksinasi agar memanfaatkannya dengan baik. “Ini butuh kerja sama seluruh pihak, butuh pemahaman, dan pengertian. Bagi yang sudah diberi kesempatan, manfaatkan dengan baik. Karena ada suatu kelurahan yang diberi jatah 100 dosis vaksin, tetapi saat pelaksanaan yang datang hanya 21 orang.Kan eman-eman kalau seperti itu,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya