SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Gunungkidul, Khrisna Berlian menyatakan, kasus kematian puluhan sapi di Kecamatan Semanu dan Ponjong bukan disebabkan penyakit menular sejenis antraks.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan Disnak dalam dua hari terakhir, kematian sapi positif disebabkan oleh keracunan akibat hijauan makanan ternak (HMT) yang terkontaminasi oleh pupuk kimia.

“Berdasarkan penggalian sejarah HMT yang dimakan sapi tersebut, penyebab kematian sapi bukan keran penyakit menular melainkan karena makanan seperti hijauan yang terkontaminasi pupuk kimia,” terang Khrisna kepada Harian Jogja, Minggu (25/12).

Karena itu pihaknya mengimbau kepada pemilik ternak agar tidak memberi makan ternak dengan HMT yang memiliki rentang waktu terlalu dekat dengan proses pemupukan tanaman. Rentang waktu dalam hitungan hari atau minggu bisa memicu masih terkontaminasinya pupuk kimia dengan tanaman sehingga berbahaya untuk HMT.

“Jangan diberi makan HMT yang baru saja diberi pupuk kimia harus ada rentang waktu lama,” imbuhnya.

Jika masyarakat pemilik ternak sudah terlanjur memberikan makan HMT tersebut dan mengalami keracunan belum terlalu parah, pihaknya menyarankan agar sapi tersebut diberi minum air cuka atau minyak klentik serta memanggil petugas Pukeswan terdekat. Selain HMT terkontaminasi pupuk kimia, tumbuhnya rumput atau HMT baru di awal musim penghujan yang bisa memicu tercampurnya racun yang membahayakan ternak.

Sebelumnya Ketua Gapoktan Desa Sidorejo Ponjong, Seto mengatakan, puluhan sapi mati mendadak di desanya usai diberi makanan tebon jagung yang sebelumnya diberi pupuk kimia.(Harian Jogja/Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya