SOLOPOS.COM - Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menangis saat memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari yang meninggal akibat Covid-19, Senin (26/10/2020). (Antaranews.com)

Solopos.com, JAKARTA — Ikatan Dokter Indonesia atau IDI merilis data, sejak awal virus corona muncul di Indonesia Maret hingga akhir Desember 2020, tercatat kematian 504 tenaga kesehatan atau nakes akibat Covid-19.

Adapaun kematian nakes tersebut terdiri dari 252 adalah dokter, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga laboratorium medik. Data itu dari Tim Mitigasi IDI yang dirilis, Sabtu (2/1/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

IDI merinci, dari 252 dokter tersebut, 15 di antaranya dokter gigi, 101 dokter umum (4 guru besar). Kemudian 131 dokter spesialis (termasuk 7 guru besar), serta 5 residen. Mereka keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (kabupaten/kota).

Tak Hanya Berlandaskan Ilmu, Alat Deteksi Covid-19 Murah UGM juga Melalui Laku Batin

Ekspedisi Mudik 2024

Kematian nakes di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. Bahkan pada Desember 2020 saja, tercatat ada 52 dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19. Kematian ini tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.

“Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi,” ungkap Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT dilansir dari Antaranews.com.

Kenaikan jumlah kematian nakes ini dikatakan oleh Adib, merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas warga. Yakni berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.

Mayat Perempuan Misterius Ditemukan di Bengawan Solo Kawasan Sragen

Patuhi Protokol Kesehatan

Pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap. Namun Adib mengatakan bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.

“Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen,” jelas Adib.

Setop Mengucilkan! Stigma Negatif dari Tetangga Bikin Kasus Covid-19 Menyebar Cepat

Menurut dia, situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Tidak menutup kemungkinan kematian nakes bertambah.

“Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan. Agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para nakes. Juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan para pekerja medis dan kesehatan itu,” tambah Adib.

Perlindungan bagi nakes, menuru Adib adalah mutlak diperlukan. Karena masyarakat mulai abai protokol kesehatan. Mereka seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi. Namun, para tenaga medis dan kesehatan kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir. Sehingga jumlah kematian nakes akibat di Indonesia tertinggi di Asia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya