SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Solopos.com)–Wabah penyakit yang menyebabkan kematian mendadak pada ratusan ekor ayam milik warga Dusun Banjaran, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang disinyalir meluas.

Kejadian yang sama terjadi pada sedikitnya puluhan unggas milik warga di Dusun Celengan, Desa Lopait, di kecamatan yang sama sejak sepekan lalu. Sementara itu, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim participatory decease surveillance and response (PDSR) dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Semarang belum dapat diketahui secara pasti apa penyebab kematian mendadak unggas milik warga Dusun Banjaran itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiadaan sampel berupa bangkai mayat untuk dilakukan pemeriksaan lantaran sudah lebih dulu dikubur warga, menyulitkan petugas. Namun dari keterangan sejumlah warga pemilik unggas, Disnakkan mengindikasikan kematian ratusan ayam di RT 3 dan RT 4/ RW VII sekitar dua pekan lalu itu akibat terjangkit flu burung (afian influenza).

“Dari gejala yang disampaikan warga memang mengarah ke flu burung. Namun kami belum bisa memastikan karena kami tidak menemukan bangkai untuk dilakukan rapid test,” papar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Kabupaten Semarang, Sri Hartiyani, saat dikonfirmasi Rabu (16/3/2011).

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang disebabkan virus H5N1 itu, Disnakkan telah memberikan dua liter disinfektan untuk disemprotkan ke kandang-kandang unggas yang mati. Namun vaksinasi tidak diberikan lantaran wilayah tersebut, jelasnya,  sudah diindikasikan terjangkit flu burung.

Terpisah, Kepala Dusun Celengan, Solikhin, membenarkan sebanyak 25 ekor ayam miliknya mati mendadak. “Sejak sepekan lalu ayam saya mati mendadak, dan sekarang sudah habis,” terang dia tanpa mengetahui penyebab kematian tersebut.

Ia mengaku belum menerima laporan dari warga lain apakah unggas mereka mengalami kejadian yang sama.  Keterangan Solikhin ini dikuatkan Eko, 42, warga Dusun Banjaran. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual nasi goreng ini membenarkan adanya puluhan ayam milik warga di dusunnya mati mendadak. Bahkan ini terjadi sejak sekitar sebulan lalu, namun hingga kini belum ada yang melapor.

Pihak Kecamatan Tuntang belum melakukan langkah-langkah terkait kematian ratusan ayam di wilayahnya lantaran tidak adanya laporan resmi yang masuk. Kesadaran warga untuk melaporkan setiap kejadian yang memiliki potensi membahayakan warga banyak yang masih rendak menjadi kendala.

“Padahal kami sudah meminta kepada warga kalau terjadi sesuatu agar melapor seperti saat ini. Warga belum ada yang melapor sehingga kami tidak tahu,” jelas Kasi Trantib Kecamatan Tuntang, Dwi Kusnanto yang ditemui di kantornya.

(kha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya