Kematian bayi di Sukoharjo mencapai 51 kasus sejak Januari hingga awal Juni 2015
Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 51 bayi di Sukoharjo meninggal dunia selama Januari-awal Juni 2015. Sedangkan angka kematian ibu di Kota Makmur tercatat ada tujuh kasus.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara para bidan desa dan kader kesehatan dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di Kantor Kecamatan Sukoharjo, Kamis (11/6/2015).
Informasi yang dihimpun
Terkait hal itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta semua pihak terkait di Sukoharjo menekan angka kematian bayi dan ibu.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Sukoharjo, Guntur Subiyantoro, menginformasikan dari 51 kasus kematian bayi 33 kasus di antaranya terjadi di tujuh hari pertama kelahiran.
Menurut dia, usia kelahiran tersebut merupakan masa krusial bagi bayi. Mayoritas bayi meninggal dunia karena mengalami asfiksia atau kekurangan oksigen. Keadaan tersebut disebabkan faktor lemah jantung, usia kelahiran belum cukup, dan persalinan lama.
“Bisa juga karena berat badan bayi saat lahir rendah. Apabila berat badan bayi kurang dari 2 kg, risiko bayi mengalami asfiksia tinggi. Berat badan bayi yang ideal minimal 2,5 kg,” terang Guntur.
Pada sisi lain kasus kematian ibu terjadi saat hamil, saat melahirkan, dan pascamelahirkan.
Kader kesehatan asal Baki, Haryani, mengaku siap bekerja selama 24 jam untuk melayani ibu hamil di wilayahnya yang membutuhkan pertolongan. Namu dia juga meminta pemangku kepentingan ikut memikirkan kesejahteraan para kader.