SOLOPOS.COM - Ilustrasi Truk Tangki Air (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Warga terdampak kekeringan di Kabupaten Boyolali terpaksa membeli air bersih dalam tangki dan galon untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka mengeluarkan uang untuk beli air Rp130.000-Rp180.000 per tangki atau Rp5.000-Rp10.000 per galon.

Salah satu warga Desa Bercak, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Agung Prambudi, mengaku membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sejak dua bulan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pertanian kering semua, singkong sudah panen jadi petani banyak yang tidak tanam. Saat ini fokus mengelola ternak. Sebagian warga di Kecamatan Wonosegoro mengandalkan air tangki untuk kehidupan sehari-hari, ”ujar Agung saat ditemui di rumahnya, akhir pekan lalu.

Pemkab Boyolali sebenarnya telah menyuplai bantuan air bagi warga Desa Bercak. Namun, suplai air hanya dapat digunakan masyarakat selama sepekan, itupun lebih banyak untuk minum ternak warga yang rata-rata membutuhkan air sekitar 10 liter per hari.

“Bantuan air bersih dari Pemkab, saya pakai untuk keperluan mandi dan ternak. Untuk air bersih yang saya beli saya gunakan untuk memasak,” kata Agung Prambudi.

Kepala Desa Bojong, Kecamatan Wonosegoro, Gatot Madyo, mengaku warganya sangat membutuhkan air bersih selama musim kemarau saat ini. Menurut dia, warga berupaya mencari air di sungai-sungai yang sudah mengering dan dibuat sumur kecil.

“Warga membuat sumur kecil di dasar sungai yang sudah mengering bisa mengeluarkan [air] sedikit demi kebutuhan minum dan memasak,” kata Gatot.

Dia menjelaskan Desa Bojong tidak memiliki sumber mata air.

“Jadi saya kemudian meminta surat bantuan droping air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Boyolali untuk membantu penyediaan air bersih bagi masyarakat,” kata dia.

Warga lainnya di Desa Lanjaran dan Lampar, Kecamatan Tamansari, Boyolali, Darmadi, mengaku juga merogoh kocek pribadi membeli air galon untuk keperluan memasak. Sementara bantuan air bersih digunakan untuk mandi, mencuci, dan memberi makan hewan ternak.

“Harga air Rp6.000-Rp10.000/galon. Jika jumlah anggota keluarga lebih dari empat orang, satu galon air habis dalam sehari. Namun, jika hanya keluarga kecil bisa digunakan selama tiga hari hingga empat hari, ” katanya.

Darmadi mengatakan warga sangat membutuhkan pasokan air bersih terutama saat pagi hari. Para pegawai dan pelajar membutuhkan air bersih untuk mandi. Sementara ibu rumah tangga (IRT) membutuhkan air bersih untuk mencuci dan memasak.

“Setiap musim kemarau, kami selalu membeli air galon setiap hari. Air menjadi barang langka sehingga penggunaannya harus irit, ”ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya