SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Musim tanam (MT) ketiga yang bersamaan dengan memasuki musim kemarau, diakui rawan terjadi gagal panen. Kalangan petani, khususnya di daerah tadah hujan, diharapkan tidak memaksakan untuk menanam padi dan beralih ke jenis palawija.

Imbauan tersebut disampaikan kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Dispertanhutbun) Boyolali, Bambang Purwadi, ketika dimintai informasi seputar kesiapan memasuki musim kemarau, Sabtu (21/6/2014).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Khususnya di sawah tadah hujan, sebaiknya memang tidak ditanami padi karena tanaman tersebut akan membutuhkan banyak air. Sementara musim kemarau pasti akan sulit sehingga hasilnya dipastikan tidak akan optimal atau bahkan puso,” ungkap Bambang.

Ekspedisi Mudik 2024

Bambang mengakui beberapa kecamatan di Boyolali termasuk kategori rawan terjadinya gagal panen padi. Hal itu lantaran jenis area persawahannya termasuk lahan tadah hujan.

Koordinator Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman Dispertanhutbun Kabupaten Boyolali, Iskak Harjono, menyebutkan sebagian lahan tadah hujan yang ditanami padi saat ini di antaranya 162 hektare lahan tanaman padi di wilayah kecamatan Simo dan Kecamatan Klego.

“Lahan seluas 162 hektare tersebut tersebar di wilayah  Kecamatan Simo sekitar 19 hektare dan Kecamatan Klego sekitar 143 hektare. Musim tanam sekitar April lalu,” ungkap Iskak.

Para petani di kedua wilayah itu masih menanam padi karena berdasarkan perkiraan dan pengalaman MT yang sama 2013 lalu, hujan masih turun pada Juni dan Juli. Namun untuk para petani lain yang sawahnya jenis tadah hujan, diharapkan segera beralih ke tanaman palawija.

“Hal ini berbeda dengan lahan pertanian di daerah irigasi teknis seperti di Kecamatan Banyudono dan Kecamatan, Sawit. Lahannya tetap bisa ditanami padi saat musim kemarau dan musim hujan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya