SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR—Risiko bencana tanah longsor di musim penghujan akan lebih tinggi setelah melewati musim kemarau panjang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (11/9/2012), mengatakan kawasan lereng Gunung Lawu perlu lebih waspada menghadapi bencana tanah longsor.

Musim kemarau yang panjang membuat tanah lebih labil terkena gelontoran hujan. Rekahan-rekahan tanah akibat kemarau panjang, menurutnya, memudahkan air masuk ke dalam tanah dan mengendon membentuk lumpur. Lama-kelamaan akumulasi lumpur dapat mejebol lereng bukit dan menimbulkan tanah longsor. Hal ini akan lebih parah jika vegetasi hutan menipis. Akar pohon tidak mampu lagi menyerap air yang masuk ke tanah.

“Apalagi kondisi hutan Lawu saat ini, setelah terjadi kebakaran, tentu vegetasinya berkurang sehingga faktor penyebab longsor semakin bertambah,” terang Aji.

Aji mengaku telah melakukan koordinasi dengan satuan-satuan penanggulangan bencana tingkat desa untuk bersiap menghadapi segala risiko yang akan terjadi. Daerah-daerah sabuk Lawu yang merupakan kawasan rawan longsor di Karanganyar harus siap siaga menghadapi bahaya longsor, seperti Tawangmangu, Jatiyoso, Karangpandan, Ngargoyoso, Matesih dan Jenawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya