SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

KULONPROGO—Petani padi di wilayah Nanggulan, Kulonprogo, DIY, yang sedang memasuki musim tanam padi mengeluhkan kekurangan air. Debit air yang ada di saluran irigasi sangat kecil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok Tani Patuh Dusun Donomerto Desa Donomulyo Nanggulan, Sukamto mengungkapkan, kondisi saat ini, air irigasi primer maupun sekunder di wilayah itu sangat kecil. “Airnya sangat kecil sehingga pembasahan air butuh waktu lebih lama,” ungkapnya kepada Harian Jogja, kemarin.

Ia mengatakan, musim tanam di wilayah itu sudah berlangsung sejak awal bulan, namun hingga kemarin belum selesai. Padahal, untuk memenuhi tata tanam serentak, tanam mestinya dilakukan dalam kisaran waktu 10 hari. Belum selesai pengairan untuk lahan yang akan ditanam padi, mereka masih harus berbagi dengan lahan yang sudah ditanami padi.

Sejumlah lahan yang telah ditanami padi kini mulai mengering, dengan kondisi tanah mulai bengkak. Padahal, bibit padi yang baru saja ditanam masih membutuhkan air untuk bisa bertahan hidup. “Kami khawatir kalau air irigasi tidak cukup, bibit tanaman akan mati dan kami bisa gagal panen,” ungkapnya.

Selama ini, petani setempat harus menerapkan pergiliran agar semua dapat air. Rata-rata lima hari sekali, satu kawasan mendapatkan jatah giliran air. Biasanya, pada musim tanam seperti ini, sudah mulai turun hujan sehingga pengairan dibantu air hujan.

Hal serupa juga diakui Kabag Pembangunan Desa Banyuroto Nanggulan, Mujimin. Petani di wilayahnya mengeluhkan kurangnya air, sementara mereka dikejar untuk tanam serempak. “Kami khawatir jika tanam tidak serempak, serangan hama akan tinggi,” katanya.

Kasi Bina Manfaat Bidang Pengairan DPU Kabupaten Kulonprogo, Kuntarso membenarkan debit air saluran irigasi terutama Saluran Induk Kalibawang saat ini kecil. “Ini memang kondisi alam,” katanya.

Debit air di Kali Progo yang masuk ke Saluran Induk Kalibawang hanya lima hingga enam meter kubik per detik, dari kemampuan maksimal tujuh meter kubik per detik. Sesuai peraturan, debit air Kali Progo yang masuk ke Saluran Induk Kalibawang sebanyak 30% sedangkan 70% masuk ke Selokan Mataram. Adapun berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, katanya, hujan di wilayah Kulonprogo baru akan turun awal November.

Atas dasar itu, pihaknya menerapkan golongan tanam, yakni tanam golongan pertama awal September dan golongan kedua awal November. “Kami berharap petani mematuhi sesuai pembagian golongannya, sehingga tidak kekurangan air,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya