SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p dir="ltr"><strong>Madiunpos.com, PONOROGO</strong> — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mendata ada enam kecamatan yang mengalami krisis air bersih hingga bulan Juli 2018. Sumber-sumber air bersih di wilayah tersebut sudah mengering seiring dengan <a title="5 Pesawat Tempur Dikirim untuk Jaga Keamanan di Ambalat" href="http://madiun.solopos.com/read/20180720/516/929094/5-pesawat-tempur-dikirim-untuk-jaga-keamanan-di-ambalat">musim kemarau</a> melanda.</p><p dir="ltr">Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, mengatakan musim kemarau sudah terjadi di wilayah Ponorogo sejak dua bulan lalu. Salah satu dampak yang dirasakan masyarakat yaitu sumber air mulai mengering.</p><p dir="ltr">Dia menyebut ada enam kecamatan yang sudah mengalami krisis air bersih yaitu Kecamatan Sampung, Kecamatan Pulung, Kecamatan Balong, Kecamatan Mlarak, Kecamatan Slahung, dan Kecamatan Badegan.</p><p dir="ltr">"Ini di setiap kecamatan titik kekeringannya berbeda-beda. Ada yang hanya satu titik, ada yang dua titik," kata dia saat dihubungi <em>Madiunpos.com</em>, Sabtu (21/7/2018).</p><p dir="ltr">Budi menyampaikan&nbsp;<span>sumber-sumber air</span> di enam kecamatan itu sudah mulai <a title="19 Bangunan Kuno Madiun Bakal Jadi Cagar Budaya" href="http://madiun.solopos.com/read/20180720/516/928980/19-bangunan-kuno-madiun-bakal-jadi-cagar-budaya">mengering tapi</a> asyarakat masih bisa mengambil air dari sumber untuk kebutuhan sehari-hari. Air dari sumber ini untuk kebutuhan mandi dan mencuci.</p><p dir="ltr">Sedangkan untuk kebutuhan air minum, jelas dia, BPBD Ponorogo sudah mendistribusikan air bersih ke enam titik itu. Setiap titik mendapatkan dua kali <em>dropping</em> dalam sepekan. Sekali <em>dropping</em> 12.000 liter air bersih disalurkan atau dua tangki air bersih.</p><p dir="ltr">"Kami sudah melakukan <em>dropping</em> air sejak dua bulan lalu. Air yang kami salurkan ini hanya untuk kebutuhan air minum bukan untuk mandi atau mencuci," jelas Budi.</p><p dir="ltr">Dia mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menghemat air bersih. Hal ini karena musim kemarau diperkirakan masih sampai bulan September mendatang.</p><p dir="ltr">Sejauh ini belum ada desa di Ponorogo yang mengalami kekeringan sampai tidak ada air sama sekali. Tetapi, <a title="Salah Kaprah Doa &quot;Ampunilah Dosa Kami&quot;, Ini yang Tepat" href="http://madiun.solopos.com/read/20180720/516/929044/salah-kaprah-doa-ampunilah-dosa-kami-ini-yang-tepat">sumber-sumber air</a> mereka berkurang.</p><p dir="ltr">"Ada yang awalnya ada lima sumber air saat ini tinggal dua sumber. Itu pun airnya tinggal sedikit," terang dia.</p><p dir="ltr">Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, meminta suplai air bersih terus dikirimkan ke wilayah yang dilanda kekeringan. Untuk jangka panjang, pemerintah akan mengandalkan embung, waduk, dan penanaman pohon.</p><p dir="ltr">"Tapi itu tidak bisa sebentar. Karena proses bangunnya juga lama," kata dia dalam siaran pers yang diterima <em>Madiunpos.com</em>.&nbsp;</p><p dir="ltr">&nbsp;</p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya