SOLOPOS.COM - Pengendara motor bersimpangan dengan mobil patroli yang mengangkut tangki besar untuk sulpai air bersih di Puskesmas Pandean, Kecamatan Dongko, Trenggalek, Senin (26/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan H. Sujarwoko)

Kemarau 2015 yang berkepanjangan membuahkan kreativitas di kalangan polisi Trenggalek.

Masinpos.com, TRENGGALEK — Jajaran Polsek Dongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memanfaatkan patroli yang dibiayai uang operasional kendaraan guna membantu warga kecamatan setempat dalam memasok air ke empat desa yang mengalami krisis air bersih.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami lakukan sekaligus dengan patroli kamtibmas, karena masyarakat memang membutuhkan [air], tapi warga juga memberi sumbangan sukarela untuk kepentingan bersama itu,” ujar Kapolsek Dongko, AKP Tri Basuki, kepada Antara di Mapolsek setempat, Senin (26/10/2015).

Dalam sehari, mobil patroli polisi yang mereka ubah menjadi kendaraan pengangkut tangki air bersih dioperasionalkan hingga empat kali distribusi. Pengiriman air dilakukan di empat desa yang paling parah mengalami krisis air, yakni di Desa Cakul, Pandean, Dongko, serta Petung.

“Sehari operasional distribusi air bersih bisa empat kali pengiriman, itu rata-rata membutuhkan anggaran operasional Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, sebagian menggunakan anggaran patroli rutin, sebagian lain sumbangan sukarela anggota, termasuk uang saku saya,” ujarnya.

Aktivitas distribusi air bersih dilakukan jajaran Polsek Dongko sejak awal September 2015 lalu. Menurut Tri Basuki, pengiriman dilakukan saban hari, karena permintaan dari warga terus berdatangan, terutama di empat desa yang mengalami krisis parah.

“Air kami ambil dari sumber yang terletak di Desa Sumberbening menuju daerah-daerah terdampak kekeringan parah di wilayah Desa Pandean, Cakul dan Petung yang berjarak hingga sekitar 14 kilometer untuk sekali angkut,” ujarnya.

Selain membagikan air di beberapa titik distribusi di masing-masing desa, mobil patroli polisi yang kabin belakangnya diubah menjadi tempat pengangkut tangki air berkapasitas 1.800 liter itu juga mengirimkan pasokan air bersih ke Puskesmas Pandean yang ikut terganggu layanan kesehatannya karena kendala pasokan air.

Terus Bertambah
Bencana kekeringan di Kabupaten Trenggalek sendiri dipastikan meluas, dari sebelumnya tercatat 40 desa pada periode Juni-September, kini bertambah menjadi 47 desa dan tersebar di 13 kecamatan berbeda. Menurut Kepala BPBD Trenggalek, Joko Rusianto, rentang waktu musim kering tahun ini memang sangat panjang sehingga krisis air terus bertambah.

“Risiko itu terbuka karena jumlah desa yang mengalami kelangkaan air atau potensi kekeringan lebih banyak dari desa-desa yang telah dinyatakan kering kritis,” katanya.

Apalagi, lanjut dia, berdasar surat edaran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi kemarau masih akan terjadi hingga November-Desember. “Dalam rentang waktu yang masih panjang itu, potensi kekeringan bisa terus bertambah. Ini data jumlah desa yang kekeringan terus berubah,” ujarnya.

Tujuh desa yang masuk daftar baru wilayah kekeringan terdeteksi di Desa Pandean Kecamatan Dongko, Desa Suruh Kecamatan Suruh, Desa Prambon Kecamatan Tugu, Desa Gemaharjo Kecamatan Watulimo, Desa Ngentrong Kecamatan Karangan, Desa Sengon Kecamatan Bendungan, serta Desa Ngadirenggo Kecamatan Pogalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya