SOLOPOS.COM - Bendung Gerak Bengawan Solo di Bojonegoro. (JIBI/Solopos/Antara/Slamet Agus Sudarmojo)

Kemarau 2015 diduga memasuki fase akhir, masa pencaroba ditandai turunnya hujan lokal yang mampu menaikkan permukaan air Bendung Gerak Bengawan Solo.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Kemarau 2015 memasuki fase akhir. Perum Jasa Tirta (PJT) V di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan ketinggian permukaan air pada papan duga di Bendung Gerak Bengawan Solo, Kecamatan Kalitidu bertambah sekitar 10 cm setelah memperoleh tambahan air hujan lokal.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ketinggian air di Bendung Gerak, naik menjadi 11,30 meter, Senin (2/11) pukul 08.00 WIB, yang sebelumnya 11,20 meter,” kata Juru Pintu Bendung Gerak dari PJT V di Bojonegoro Gigih N.P., di Bojonegoro, Selasa (3/11/2015).

Gigih menjelaskan di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, dua hari lalu, telah terjadi hujan deras, yang airnya masuk ke Bengawan Solo. “Hujan yang turun di daerah setempat, karena lokasinya di hulu, sehingga bisa menambah debit air di Bendung Gerak, yang lokasinya di hilirnya,” ucapnya.

Hanya saja, imbuh Gigih, ketinggian permukaan air di Bendung Gerak Nengawan Solo sekarang ini kembali turun menjadi 11,20 meter, Selasa pukul 08.00 WIB. “Berkurangnya air, ya karena air dikeluarkan ke arah hilir melalui satu pintu dengan bukaan 10 cm, selain tidak ada lagi tambahan air hujan atau pasokan air dari daerah hulu, Jawa Tengah,” jelas dia.

Menurut Gigih, debit air di Bendung Gerak tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan debit air ketika kemarau tahun lalu, yang sempat mencapai titik terendah dengan ketinggian 9,5 meter.

Tapi, sambungnya, debit air Bengawan Solo di Bendung Gerak, ketika itu masih mampu mencukupi kebutuhan air di daerah hilir Jawa Timur, karena memperoleh pasokan air dari daerah hulu, Jawa Tengah. “Kalau ada pasokan air dari daerah hulu Jawa Tengah, maka ketinggian air di Bendung Gerak tetap bisa stabil,” ucapnya.

Baru Hujan Lokal
Selama musim kemarau ini, katanya, debit air Bendung Gerak di Kecamatan Kalitidu, belum memperoleh tambahan pasokan air dari daerah hulu, Jawa Tengah (Waduk Wonogiri), kecuali air hujan lokal yang baru terjadi. “Kalau tidak ada pasokan air dari daerah hulu atau tidak ada hjan, maka debit air di Bendung Gerak hanya mampu untuk mengairi daerah hilir, Jawa Timur, selama dua pekan,” paparnya.

Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, menyatakan belum menerima laporan ada petani di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo, yang kesulitan air. “Debit air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, masih mencukupi untuk kebutuhan irigasi pertanian di sepanjang DAS Bengawan Solo,” katanya, menegaskan.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya