SOLOPOS.COM - Ilustrasi doa sesudah salat istiska yang dilakukan untuk meminta turunnya hujan. (JIBI/Soopos/Antara/Iggoy el Fitra)

Kemarau 2015 yang berkepanjangan dihadapi dengan salat istiska di lapangan Makodim 0805 Ngawi.

Madiunpos.com, NGAWI — Ratusan prajurit, polisi, serta warga di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (28/10/2015), menggelar salat istiska untuk meminta turunnya hujan. Dalam salat yang dilakukan di lapangan Markas Kodim 0805 Ngawi tersebut ratusan prajurit dan warga berdoa kepada Allah SWT agar musim kemarau 2015 yang berkepanjangjangan segera berakhir dan hujan segera turun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salat di tengah terik mentari kemarai 2015 yang berlangsung ekstrem itu dipimpin oleh Kiai Dumami selaku pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Ulum Paron, Ngawi. Sebelum melakukan salat istiska itu, jemaah yang terdiri atas sekitar 500 umat Islam tersebut juga melaksanakan salat duha.

“Tujuan salat ini adalah untuk meminta hujan kepada Allah SWT, sehingga musim kemarau panjang imbas dari El Nino di Tanah Air segera berakhir,” ujar Kiai Dumami seusai salat.

Setelah salat dan berzikir, jemaah dan warga juga mendapatkan khotbah dari kiai agar selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup. Menurut dia, menjaga alam untuk tetap lestari merupakan bentuk dari pengamalan ajaran agama Islam.

Komandan Kodim 0805 Ngawi, Letnan Kolonel Inf Sugiyono, mengatakan salat istiska di lingkungan kodim setempat itu merupakan bentuk kepedulian TNI kepada masyarakat Ngawi dan bangsa Indonesia pada umumnya. “Akibat kemarau panjang, semua daerah di Tanah Air, terlebih di Kabupaten Ngawi, mengalami bencana kekeringan dan kabut asap yang disebabkan karena pembakaran hutan. Jika musim penghujan tiba, bencana kekeringan dan kabut asap dapar teratasi,” ungkap Sugiyono.

Data BPBD Ngawi mencatat, terdapat delapan kecamatan di wilayah setempat yang mengalami kekerigan, yakni Kecamatan Bringin, Karangjati, Padas, Kasreman, Ngawi, Pitu, Karanganyar, dan Widodaren. Akibat kekeringan dalam kemarau 2015, ratusan keluarga di delapan kecamatan tersebut mengalami krisis air bersih.

Demi mendapatkan air, warga hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah setempat, yang dalam hal ini dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi.

Selain krisis air bersih, kekeringan juga mengakibatkan kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu hingga menewaskan delapan pendaki. Lima dari delapan pendaki tewas tersebut merupakan warga Ngawi. Untuk itu, warga benar-benar memohon kepada Allah SWT aagar bencana kekeringan pada kemarau 2015 ini segera usai dan mulai turun hujan.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya