SOLOPOS.COM - Hutan jati di Dander, Kabupaten Bojonegoro meranggas, Sabtu (12/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Aguk Sudarmojo)

Kemarau 2015 di Bojonegoro beranjak pergi, berganti dengan penghujan.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Kemarau 2015 di Bojonegoro beranjak pergi, berganti dengan penghujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur meminta camat di daerah itu mewaspadai awal musim penghujan yang biasanya  disertai angin kencang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Musim penghujan di Bojonegoro dan sekitarnya diperkirakan akan terjadi pada dasarian I sampai III November 2015 ini. “Kami sudah mengirimkan surat kepada seluruh camat [di 28 kecamatan] agar mewaspadai awal musim hujan yang biasanya disertai angin kencang,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, Senin (2/11/2015).

Ia menjelaskan surat yang disampaikan kepada camat terkait kewaspadaan awal musim hujan sudah disampaikan pekan lalu. Dasar surat itu, disebutkan bahwa sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, untuk Bojonegoro dan sekitarnya awal musim penghujan jatuh pada dasarian I sampai III November 2015.

“Camat diminta melakukan tindakan awal kalau di daerahnya terjadi bencana angin kencang yang mengakibatkan rumah roboh, atau kerusakan lainnya,” ucapnya.

Hujan Tahap Awal
Sekarang ini, lanjut dia, di daerahnya musim kemarau 2015 sudah berakhir dan sudah masuk musim penghujan, tapi hujan baru pada tahap awal, sehingga belum merata.

Ia menyebutkan angin kencang disertai hujan lebat terjadi di Kecamatan Ngasem, Minggu (2/11/2015) sekitar pukul 17.30 WIB. Akibatnya, satu rumah di Desa Trenggulunan, dan satu rumah di Desa Butoh, di Kecamatan Ngasem, roboh diterjang angin kencang.

“Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD sekarang ini terjun ke lokasi untuk menangani korban angin kencang di Kecamatan Ngasem,” katanya, menegaskan.

Ia menjelaskan Tim TRC meninjau ke lokasi untuk melakukan pendataan, sekaligus penanganan korban angin kencang di Kecamatan Ngasem. “Penanganan bisa saja nanti rumah yang roboh dibangun secara gotong royong bersama masyarakat,” katanya.

Santunan Angin Kencang
Korban angin kencang yang roboh rumahnya dipastikan memperoleh santunan uang dari pemkab yang besarnya Rp5 juta. “Setiap rumah yang roboh pemiliknya memperoleh santunan untuk membangun rumahnya kembali sebesar Rp5 juta/rumah,” katanya, menegaskan.

Data di BPBD setempat, angin kencang tahun 2014 lalu mengakibatkan puluhan rumah roboh, ratusan lainnya rusak berat, sedang dan ringan di 38 desa yang tersebar di 15 kecamatan, antara lain Kecamatan Kepohbaru, Dander, Balen, Kapas, dan kecamatan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya