SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani)

Kemarau 2015 membuat air WGM menyusut dan suhu air meningkat.

Solopos.com, WONOGIRI -Kemarau panjang menyebabkan volume air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menyusut. Selain itu, suhu air di waduk tersebut meningkat sehingga banyak ikan di karamba mati.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut salah satu nelayan di WGM, Sutimo, kondisi tersebut terjadi setiap tahun. “Salah satu kendala saat musim kemarau adalah menyusutnya air dan meningkatnya suhu air. Hal itu menjadikan ikan di karamba banyak yang mati,” kata dia, Rabu (4/11/2015).

Akibatnya banyak nelayan karamba yang mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Untuk menekan kerugian, biasanya para nelayan akan mengontrol jumlah benih yang ditebar saat musim kemarau.

“Jadi para nelayan juga memperhatikan musim untuk menebar benih. Kalau musim kemarau, jumlah benih yang ditebar akan dikurangi,” kata dia.

Sementara itu Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Heru Sutopo, mengatakan saat ini kedalaman air di lokasi karamba di tepi WGM hanya sekitar 4 meter.

“Tapi kalau yang ditengah masih cukup dalam, tidak masalah. Kalau airnya kurang kemudian cuacanya panas, tentu angka kematian ikan akan meningkat,” kata dia, Rabu.

Untuk mengatasi banyaknya kerugian yang ditimbulkan dari kondisi tersebut, pihaknya melakukan pembinaan kepada para nelayan. “Kami bina, terutama mengenai perencanaan penebaran benih dan masa panen,” kata dia.

Menurut Heru, langkah yang harus dilakukan ketika air waduk mulai surut dan cuaca panas adalah mempercepat masa panen. “Jika kondisi sudah demikian, sebaiknya dilakukan percepatan masa panen. Ketika sudah ada permintaan dari konsumen, segera dipanen,” kata dia.

Sedangkan untuk langkah antisipasi, pihaknya mengimbau para nelayan untuk membatasi jumlah benih yang ditebar saat musim kemarau. Jika biasanya bibit yang ditebar sekitar 2.000 per petak, dapat dikurangi menjadi 1.000 per petak.

Menurut Heru, saat ini terdapat 15 kelompok nelayan karamba yang dibina Disnakperla Wonogiri. Masing-masing kelompok terdiri atas 10 hingga 40 nelayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya