SOLOPOS.COM - Warga Dusun Pakis, Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah mengantre dan mengambil air sendiri dari tangki bantuan dari Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Soloraya, Sabtu (11/10/2014). (JIB/Solopos/Istimewa/LPB Muhammadiyah)

Solopos.com, WONOGIRI — Distribusi air bersih dengan kendaraan bertangki ke kawasan yang mengalami kekeringan di Kabupten Wonogiri, Jawa Tengah pada musim kemarau 2014 ini tak selancar tahun 2013 lalu. Debit air di sumber air mulai surut karena kemarau cukup panjang sejak Februari 2014.

Pemerintah pun dinilai tak serius dalam menanggulangi kekeringan di Wonogiri bagian selatan. Ketidakseriusan itu dibuktikan hingga tahun 2014 ini, masalah kekeringan masih menjadi komoditas politik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tudingan itu disampaikan Kepala Dusun Pakis, Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri dan anggota Pemuda Muhammadiyah Wonogiri, Heri Wanto. Pernyataan itu ia sampaikan di kala Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah se-Soloraya menyalurkan air bersih ke wilayahnya, Sabtu (11/10/2014).

Menurut Suyatno, peran pemerintah tidak maksimal dalam menyediakan air bersih bagi warga Wonogiri bagian selatan. Suyatno berharap ada terobosan baru sehingga warga Wonogiri bagian selatan terentaskan dari masalah kekeringan.

Hal sama disampaikan Camat Paranggupito, Sriyono. “Tahun ini ada ‘pemain’ baru masalah kekeringan, yakni Basuhan, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Nguntoronadi. Bertambahnya ‘pemain’ baru tidak diimbangi dengan penambahan sumber air yang dipergunakan untuk mengambil air bersih melalui mobil tangki.”

Sriyono menjelaskan, debit air di sumber air mulai menyusut. Akibatnya, pasokan air bersih melalui bantuan pihak ketiga tidak selancar tahun sebelumnya. Dicontohkan oleh mantan Sekcam Girimarto ini, jika setahun lalu sehari bisa didistribusikan enam tangki air bersih namun tahun ini hanya tiga tangki air bersih.

“Molornya distribusi air memang persediaan air di sumber air menipis. Untuk itu, sudah saatnya dicarikan solusi permanen.”

Diakuinya, sumber air Banyutowo, Kecamatan Giritontro dan sumber air Luweng Songo di Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro bisa dieksplorasi dan dimanfaatkan masyarakat. “Bantuan air bersih masih cukup karena pihak ketiga sudah mendistribusikan secara berurutan. Yang jadi kendala, sumber air cukup atau tidak.”

Berdasar catatan Solopos.com, bantuan air bersih sudah didistribusikan mulai dari PPNI Wonogiri, Yayasan Ar Rahman Slogohimo maupun LPB Muhammadiyah Soloraya. Ketua LPB Muhammadiyah Soloraya, Sri Indriyani Dian mengatakan, pihaknya baru bisa mewujudkan 15 tangki air bersih dari target 35 tangki untuk 35 desa di daerah kekeringan Wonogiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya