SOLOPOS.COM - Sawah di Kaliancar, Selogiri, Wonogiri bero atau tak ditanami karena tak mendapat air. Foto diambil Selasa (22/9/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Lahan pertanian seluas lebih dari 1.000 hektare di Selogiri, Wonogiri pada musim tanam III saat kemarau ini bero atau tak ditanami karena tak memperoleh pasokan air.

Sebab, Waduk Tandon/Krisak, Selogiri yang menjadi sumber air irigasi utama mengering sejak beberapa pekan. Lahan pertanian yang ditanami tanaman pangan dan hortikultura hanya sebagian kecil.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pengamatan Solopos.com di areal persawahan tepi jalan Wonogiri-Sukoharjo ruas Kelurahan Kaliancar, Selogiri, Selasa (22/9/2020), sejauh mata memandang mayoritas areal persawahan kering. Lahan yang ditanami tanaman hanya beberapa petak. Saluran irigasi dari Waduk Tandon kering.

Viral di Tiktok, "Jare Sopo Aku Gak Iso" Serukan Setop Body Shaming

Pemandangan yang sama terlihat di areal persawahan Desa Jendi, Singodutan, dan Pule. Sawah-sawah di lokasi itu biasanya ditanami padi. Menurut informasi, kali terakhir petani memanen padi pada musim tanam atau MT II Agustus lalu. Setelah itu sawah bero.

Sementara itu, sebagian besar Waduk Tandon kering. Bahkan, dataran waduk menjadi tempat banyak orang berkumpul setiap sore. Air masih menggenang di area dekat tanggul utama yang terdapat pintu air.

Penyululuh Pertanian Lapangan Balai Penyuluhan Pertanian Selogiri, Asri Indrawati, menyampaikan lahan pertanian bero tersebut sudah seperti sikluas tahunan. Mayoritas petani di Selogiri tak menggarap sawah pada MT III. Perilaku itu tak berubah lantaran hingga sekarang belum ada sumber air irigasi lain selain Waduk Tandon. Lahan pertanian yang bisa ditanami hanya sebagian kecil, yakni di Jaten, Nambangan, dan Sendang Ijo.

Pasokan Air

Petani dapat mengerjakan sawah/ladang karena lahan di tiga desa itu masih memperoleh pasokan air dari saluran irigasi Colo Barat. Ada pula petani yang menyedot air dari sumur pantek/dalam. Tanaman di lokasi itu diperkirakan akan panen dua pekan yang akan datang.

Alhasil, saat Colo Barat dikeringkan pada Oktober mendatang tanaman sudah panen. Colo Barat akan dikeringkan mulai 11 Oktober pukul 06.00 WIB hingga 9 November pukul 06.00 WIB.

“Lahan pertanian yang saat ini ditanami ada desa yang dilintasi saluran irigasi Colo Barat. Sawah yang jauh dari Colo Barat mendapatkan air dari sumur pantek,” kata Asri saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa.

Resesi Menanti, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Terbaru Minus 1,7 Persen

Dia mencatat lahan pertanian di Selogiri seluas 2.047 ha. Lahan yang sekarang ditanami padi seluas 243 ha, jagung 34 ha, dan kacang tanah 28 ha. Total lahan yang ditanami tanaman pangan seluas 305 ha. Ada juga yang ditanami tanaman hortikultura, seperti semangka.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Safuan, perilaku petani Wonogiri saat kemarau berbeda-beda. Di Selogiri kebanyakan petani tak mengerjakan lahan pertanian. Petani di dekat Waduk Gajah Mungkur justru mulai bertani lantaran air waduk surut, sehingga lahan bisa ditanami. Lahan pasang surut di waduk mencapai ribuan ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya