SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin (freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA - Percobaan peer-review atau peninjauan sejawat dari vaksin virus Corona (Covid-19), telah menunjukkan penerima vaksin menghasilkan antibodi terhadap virus untuk pertama kalinya. Kemajuan ini dianggap sebagai berita bagus, mengingat keterbatasan pengujian vaksin sejauh ini.

Bubarkan Gugus Tugas Covid-19, Jokowi Bentuk Satgas

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Sebuah makalah di New England Journal of Medicine menarik perhatian ilmuwan. Penelitian ini melaporkan percobaan 45 orang dewasa yang sehat berusia 18-55 tahun, masing-masing divaksinasi sebanyak dua kali dalam 28 hari terpisah, dengan vaksin mRNA-1273 yang dikembangkan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan perusahaan formasi Moderna. Peserta kemudian dibagi menjadi tiga aliran, masing-masing diberi dosis 25?g, 100?g, atau 250?g.

Semua peserta dilaporkan menghasilkan antibodi terhadap virus Covid-19 dan serum darah peserta menunjukkan aktivitas menetralkan virus, mencegahnya memasuki sel.

Selain itu, menurut laporan surat kabar, vaksin tersebut tampaknya memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap infeksi baru daripada rata-rata serangan penyakit sebenarnya.

Ngeri! Dalam Sepekan BMKG Catat 41.817 Sambaran Petir di Daerah Ini

Efek samping yang dihasilkan termasuk kelelahan, kedinginan, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), dan nyeri di tempat suntikan, tetapi tidak ada yang terbukti tahan lama.

Efek Samping Vaksin Covid-19

Efek samping lebih besar dengan dosis yang lebih besar, tetapi begitu pula respons antibodi yang dihasilkan. Sehingga akan ada pertukaran dalam menemukan jumlah terbaik vaksin untuk digunakan.

"Tampaknya diperlukan dua dosis, yang diharapkan dari jenis vaksin ini dan dari vaksin terhadap virus yang muncul yang belum ada dalam populasi. Sistem kekebalan perlu dibentuk dengan dosis pertama untuk kemudian merespons dengan lebih kuat untuk yang kedua," kata Dr Lisa Jackson, penulis utama dari Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (20/7/2020).

Gara-Gara 1 Pasien Tidak Jujur, 10 Warga Satu RT Di Sukoharjo Positif Corona

Namun, para ilmuwan masih memiliki tiga masalah, yaitu seberapa besar perlindungan yang ditawarkan antibodi ini terhadap infeksi. Lantas apakah ini meluas ke populasi berumur yang lebih rentan, dan berapa lama manfaatnya dapat bertahan.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebanyak 30.000 orang akan mulai divaksinasi pada 27 Juli mendatang, dengan setengahnya mendapat plasebo. Uji coba fase 3 ini juga akan tumpang tindih dengan uji coba fase 2 yang diikuti 300 peserta.

Pada saat ini, lebih dari 100 tim di seluruh dunia mengembangkan vaksin Covid-19. Banyak di antaranya telah memasuki uji klinis. Namun, beberapa pengujian vaksin terburu-buru melaporkan temuan positif yang belum ditinjau oleh sejawat dan sering kurang detail, sehingga sulit untuk menilai validitasnya.

Positif Covid-19 Solo Tembus 214 Orang, Klaster Nakes Masih Mendominasi

Peer-review sendiri merupakan proses penelusuran atas kualitas suatu penelitian oleh pakar lain di bidang yang sesuai. Peninjauan sejawat bertujuan untuk membuat penelitian memenuhi standar disiplin ilmiah dan standar keilmuan pada umumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya