SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggul Bengawan Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membidik kawasan tanggul bantaran Sungai Bengawan Solo menjadi alternatif pembangunan jalan lingkar kota. Hal ini untuk mengurai kemacetan lalu lintas di tengah Kota Bengawan yang kian mengkhawatirkan.

Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo ketika dijumpai Espos akhir pekan lalu, mengungkapkan wacana pembangunan jalan lingkar terus digodok secara matang dengan Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Menurutnya, pembangunan jalan lingkar ini sangat mendesak untuk direalisasikan. Apalagi tingginya jumlah kendaraan yang melintas di Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama ini, Rudy, mengatakan kemacetan sering kali terjadi di sejumlah ruas jalan perkotaan. “Semua kendaraan kan melintas masih di tengah kota. Terutama bagi kendaraan besar, jalan kota masih dilewati kendaraan itu karena tak punya jalan lingkar,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Tak hanya itu, Rudy menuturkan banyaknya kendaraan berat yang melintas di tengah kota mengakibatkan kondisi jalan menjadi rusak. Diperlukan jalan lingkar yang bisa digunakan sebagai jalan alternatif bagi kendaraan bermuatan berat tersebut. Rudy menilai tanggul Sungai Bengawan Solo pas untuk dijadikan sebagai alternatif pembangunan jalan lingkar.

Jalan lingkar ini nantinya dibangun dari kawasan Jurug hingga Jembatan Mojo dengan lebar jalan minimal delapan meter. Panjang jalan, kata Rudy, mencapai sekitar 7,8 kilometer (km). “Dan ini kalau pembebasan tergantung dari sana [Kementrian PU] bisa ke arah keluar atau masuk. Kalau masuk ya tidak perlu pembebasan kan warga bantaran sudah direlokasi,” katanya.

Di samping mengupayakan pembangunan jalan lingkar, Rudy mengatakan juga mengupayakan pembangunan underpass di sejumlah titik persimpangan sebidang atau perlintasan kereta api. Hal ini untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di perkotaan. Saat ini, Rudy menambahkan tengah mengajukan pembangunan underpass untuk beberapa perlintasan kereta api.

Selama ini kepadatan lalu lintas terjadi saat ada kereta api melintas sehingga menimbulkan kemacetan panjang di beberapa ruas jalan. “Tapi semua tergantung Pusat bagaimana. Karena anggaran besar dan harus dari sana. Kalau APBD ya tidak mungkin bisa,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat, sebelumnya menuturkan Kota Solo sudah selayaknya memiliki jalan lingkar utara maupun selatan. Selama ini, dia menambahkan jalan provinsi maupun nasional berdampingan dengan jalan kota. Akibatnya terjadi kepadatan lalu lintas di jalan-jalan perkotaan.

Dia mencontohkan kepadatan lalu lintas dari bundaran Baron hingga Jongke yang dilalui kendaraan bertonase tinggi berimbas pada kepadatan lalu lintas di jalan kota. Kondisi sama juga terjadi di Jl. Brigjen Katamso. Pembangunan jalan lingkar utara yang mandek hingga di perempatan Mojosongo, menyebabkan kepadatan lalu lintas di jalan tersebut.

“Solo sudah layak punya jalan lingkar. Kalau tidak ya solusinya fly over. Tapi ini tergantung provinsi dan pusat, kami hanya sekedar usulkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya