SOLOPOS.COM - Ilustrasi rel kereta api (KA) (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pembangunan underpass di perlintasan kereta api Purwosari dinilai mendesak dilakukan. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan perlintasan seperti itu idealnya ditutup.

Pasalnya, jumlah kendaraan yang melintas di wilayah ini terus meningkat tiap bulannya. Data terakhir, kawasan itu dilalui hingga 4.000 kendaraan setiap jam. Sedangkan rangkaian KA yang melintas di Purwosari sedikitnya 80 kereta per hari. “Bayangkan berapa waktu yang terbuang saat KA melintas. Sekarang saja sudah mulai macet,” ujarnya, Jumat (13/12/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain kemacetan, aspek keamanan dinilainya penting dalam wacana underpass. Menurut Yosca, saat ini sangat sedikit perlintasan KA sebidang yang aktif di dalam kota seperti Purwosari. “Perlintasan sebidang di jantung kota idealnya memang ditutup.”

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan underpass Purwosari menjadi prioritas utama dibanding pembangunan sejenis di lokasi lain seperti perlintasan KA Badran, perlintasan KA Pasar Nongko, dan Viaduct Gilingan. Selain potensi anggaran, Rudy menilai pembangunan di wilayah itu relatif tak memerlukan kompensasi sosial. “Tidak perlu ada pembebasan lahan,” ujarnya.

Wali Kota berencana melakukan komunikasi intens dengan Kemenhub bulan depan untuk memastikan anggaran pembangunan. Disinggung konsep underpass yang rawan banjir mengacu underpass Makamhaji, Rudy menilai hal itu bisa dicarikan solusi. “Bisa diaplikasi pompa air agar genangan cepat surut,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya