SOLOPOS.COM - Sekretaris Dinas Pendidikan, Joko Saryono (Ponco Suseno/JIBI/SOLOPOS)

Sekretaris Dinas Pendidikan, Joko Saryono (Ponco Suseno/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN-Tingkat kelulusan SD di Sragen pada tahun ajaran 2011/2012 menurun, pasalnya sebanyak 30 siswa SD dinyatakan tidak lulus, padahal pada tahun lalu tingkat kelulusan mencapai 100%.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun Dinas Pendidikan Sragen mengklaim hal tersebut dinilai bagus karena ada menunjukan adanya proses yang panjang menuju kelulusan.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Joko Saryono, menjelaskan dengan adanya siswa yang tidak lulus tersebut bisa menjadi salah satu indikator kualitas pendidikan yang meningkat karena standar kelulusan sekolah yang tinggi. “Ini lebih baik daripada tingkat kelulusan 100% terus, karena masyarakat bisa melihat ada proses di sana,” jelasnya ketika ditemui Solopos.com, Sabtu (16/6).

Mengenai penyebab ketidaklulusan siswa tersebut, Joko menilai ada beberapa faktor yang mempengaruhi selain standar kelulusan sekolah yang tinggi, juga kemampuan anak dalam memahami pelajaran. “Bisa saja ada anak yang memang seharusnya masuk SLB, tetapi karena jauh dia harus masuk sekolah umum dan akhirnya tertinggal,” paparnya.

Sedangkan untuk sebaran siswa tidak lulus, Joko menjelaskan tidak ada yang terpusat di satu daerah tertentu melainkan tersebar di seluruh daerah Sragen. “Tidak ada daerah yang menjadi mayoritas, rata-rasa menyebar ke berbagai daerah,” paparnya.

Untuk siswa yang tidak lulus, Disdik menyarankan agar siswa kembali mengulang pelajaran pada tahun ajaran baru. Mengenai itu Joko menilai tidak akan mempengaruhi psikologis siswa. “Anak SD kan masih kecil, saya rasa tidak akan terlalu berpengaruh, lagi pula anak SD sudah biasa kalau ada yang tinggal kelas,” jelasnya.

Selain itu Joko menjelaskan ujian paket A tidak disarankan karena siswa masih memiliki waktu yang banyak untuk mendapatkan kelulusan dari sekolahnya, kemudian aturan mengenai penyelanggaraan ujian paket A dari provinsi belum keluar. “Anak-anak masih SD masih punya banyak waktu,” paparnya.

Ketua Panitia Ujian Nasional Kabupaten Sragen, Suwardi, menjelaskan jumlah peserta UN SD tahun ini mencapai angka 15.371 siswa yang berasal dari 558 SD negeri dan 24 SD swasta, angka tersebut meningkat sekitar 1.000 siswa dibandingkan tahun sebelumnya. “Yang tidak lulus hanya 0,36%, itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan total siswa seluruhnya,” jelasnya.

Mengenai penyebab penurunannya tingkat kelulusan ini, pihaknya akan segera menyelidiki dan mengevaluasi penyebabnya. “Tentu akan kami evaluasi secepatnya, karena hari ini (Sabtu, 16/6) baru pengumumannya, jadi kami belum sempat, lagi pula tadi ada tambahan data satu siswa yang tidak lulus, sehingga total jadi 30 anak sedangkan dari data sebelumnya hanya ada 29 anak,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya