SOLOPOS.COM - Sejumlah tukang becak diberikan edukasi reproduksi dalam acara CNE XXIV dalam sebuah bilik di Alun-Alun Utara Kota Jogja, Rabu (13/12/2017). (Harian Jogja/Sunartono)

Pemahaman terkait kesehatan reproduksi dinilai penting

Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah alumni Prodi Profesi Ners Continuing Nursing Education (CNE) angkatan XXIV Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memberikan edukasi kesehatan reproduksi (Kespro) bagi para tukang becak beserta istrinya di Alun-Alun Utara Jogja, Rabu (13/12/2017).

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Kegiatan bertajuk program abdi kesehatan reproduksi tukang becak dan istri (Proaksi) itu dihadiri ratusan masyarakat yang berminat pemeriksaan kesehatan. Ketua Panitia CNE XXIV 2017 FKIK UMY Winardi Junianto menjelaskan, kegiatan pengabdian masyarakat itu merupakan pertama kalinya yang digelar alumni prodi profesi ners, karena sebelumnya hanya menggelar seminar ilmiah.

Kegiatan dengan menyasar edukasi reproduksi bagi tukang becak itu sebelumnya telah diawali dengan penelitian. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain, minimnya pengetahuan tukang becak terhadap kesehatan reproduksi. Apalagi, di Kota Jogja ada pusat lokalisasi cukup besar yang letaknya tergolong dengan tempat mangkal tukang becak.

“Dalam penelitian itu, seperti ada yang mengeluhkan gatal-gatal, nah dari dasar itu kemudian kami angkat sebagai dasar pelaksanaan pengabdian masyarakat ini,” terangnya, Rabu (13/12/2017).

Dalam kegiatan itu,  pihaknya mengupayakan edukasi secara maksimal kepada tukang becak. Proses awalnya melakukan screening lebih dahulu melalui komunikasi berbasis konseling dengan menanyakan sejumlah hal berkaitan dengan repoduksi dalam bilik yang sudah dipasang di sekitar area kegiatan. Selain itu, ada kuesioner juga dalam melakukan screening tersebut.

Jika dalam proses itu ditemukan adanya beberapa keluhan yang dirasakan tukang becak dan istrinya, maka mereka diberikan edukasi singkat di bilik tersebut. Namun, jika mereka menginginkan pemeriksaan lanjutan, maka ada bilik selanjutnya yang memberikan layanan mulai dari Dinas Kesehatan, Klinik BPJS, Klinik BKKBN dan Klinik Pemeriksaan Kesehatan Gratis. “Kuotanya untuk 100 orang, ada dokter juga yang mendampingi,” imbuh dia.

Menurut Winardi, upaya pelayanan edukasi reproduksi terhadap tukang becak tak berhenti dengan kegiatan tersebut. Data hasil pemeriksaan berkaitan reproduksi akan diberikan kepada puskesmas yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut. Pemahaman terkait kesehatan reproduksi dinilai penting untuk diberikan kepada seluruh masyarakat, tak terkecuali tukang becak agar angka HIV-AIDS di DIY dapat ditekan.

“Angkatan kami berharap, ini dilanjutkan oleh adik-adik angkatan kami, untuk berinovasi menggelar kegiatan ini mungkin lebih besar dengan menarik, tetapi prodi yang menentukan,” kata dia.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Biro Kesra Setda DIY Puji Astuti, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengakui HIV AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat jumlahnya. Penyakit tersebut belum sepenuhnya disadari dampaknya oleh kelompok rentan, sehingga edukasi harus terus ditingkatkan. Bahkan, penyakit infeksi menular seks termasuk dalam sepuluh besar jumlah penderitanya dan lebih banyak terjadi di negara berkembang. “Penyakit ini selain berdampak dari sisi kesehatan juga berdampak secara sosial bagi penderitanya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya