SOLOPOS.COM - Ilustrasi keluarga (Boldsky.com)

Jika anak nantinya sudah lahir praktis akan membutuhkan kebutuhan dasar macam pakaian, pendidikan dan layanan kesehatan.

Harianjogja.com, BANTUL-Untuk menciptakan generasi emas bangsa, keluarga memegang peran yang sangat penting. Oleh karena itulah, dalam membentuk sebuah keluarga, perencanaan harus dilakukan dengan sangat matang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara kunjungannya terkait Kampung Keluarga Berencana (KB) di Dusun Jasem, Desa Srimulyo, Senin (10/10/2016) siang. Dikatakannya, perencanaan dalam membentuk keluarga tak hanya berkaitan dengan kehidupan rumah tangga suami dan istri saja. Perencanaan itu seharusnya dilakukan juga terkait dengan anak-anak mereka.

“Semua harus direncanakan. Mau punya anak satu silakan, punya anak dua silakan, yang penting semuanya direncanakan,” tegasnya.

Ditambahkannya, jika anak nantinya sudah lahir praktis akan membutuhkan kebutuhan dasar macam pakaian. Begitu pula ketika ia sudah menginjak usia sekolah, mereka jelas akan membutuhkan sepatu, buku dan biaya sekolah. Belum lagi jika anak akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

“Pokoknya, anak-anak kita tidak boleh berhenti, demikian juga tidak boleh berhenti di SMP. Harus bersekolah karena dengan bersekolah itu kita nantinya dapat bersaing dengan negara-negara lain. Setuju tidak,” tanya Jokowi kepada tamu undangan.

Mantan Wali Kota Solo itu juga mengingatkan pentingnya anak yang masih dalam kandungan terutama dalam hal asupan gizinya. Baik berupa protein saat masih dikandungan ketika sudah sekolah harus tetap diawasi. “Makan daging, telur, tempe itu sumber protein dan jangan dilupakan sayur-sayuran. Jadi sangat penting merencanakan ketika nanti memiliki anak sekolah dimana, SMP dimana, SMA atau SMK dimana hingga perguruan tinggi dimana? Sejak awal harus ditata sedini mungkin,” jelas Jokowi.

Sejak dicanangkannya Kampung Keluarga Berencana (KB) pada bulan Januari 2016 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat hingga saat ini tercatat sudah ada 404 Kampung KB di 514 Kabupaten-Kota di Indonesia. “Dari 404 Kampung KB tersebut yang sudah aktif 314 Kampung KB yang melakukan berbagai kegiatan terkait keluarga berencana,” kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Candra Surapati.

Adapun kriteria kampung yang masuk dalam program Kampung KB adalah kampung dengan kategori miskin, terpencil, kurang akses kesehatan, rawan bencana alam dan daerah pesisir serta kesadaran ber KB sangat rendah. “Kampung KB Jasem merupakan salah satu yang kampung dijadikan program kampung KB karena merupakan daerah terpencil, rawan bencana alam, kesadaran ber KB masih rendah,” ungkapnya.

Memang, sejak dicanangkan Februari 2016 lalu, jumlah peserta KB di Dusun Jasem bertambah hingga 13 orang. Selain itu, perlahan pun tingkat perekonomian dari dusun dengan jumlah KK mencapai 150-an orang itu pun perlahan terangkat. “Memang, ada peningkatan kesejahteraan ekonomi dengan berbagai program yang digulirkan di kampung KB tersebut,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya