SOLOPOS.COM - Ilustrasi karantina mandiri. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Seorang pemudik di Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah, berstatus sebagai PDP corona. Dia diketahui baru saja mudik dari Surabaya, Jawa Timur, dan menunjukkan hasil positif pada rapid test diagnostic.

Saat ini, pemudik Nguter yang berstatus sebagai pasien dalam pengawasan atau PDP corona di Sukoharjo, menjalani perawatan di RSUD Ir. Soekarno sembari menunggu hasil tes swab. Sementara keluarganya menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Riset Google Ungkap Orang Indonesia Masih Banyak yang Keluyuran

Keluarga PDP Corona Nguter Karantina Mandiri

Selama masa karantina mandiri, keluarga pemudik itu tidak diperbolehkan keluar rumah. Padahal, mereka membutuhkan bahan pokok seperti beras, gula pasir, dan lauk pauk. Hal ini membangkitkan empati dan solidaritas warga setempat.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga Desa Juron, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, membantu memenuhi kebutuhan keluarga PDP corona yang menjalani karantina mandiri itu.

“Warga swadaya mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga PDP yang menjalani karantina mandiri. Ada yang menyumbang beras, sayuran, dan lauk pauk,” kata Kepala Desa Juron, Sarbini Sigit, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (4/4/2020).

Analisis BMKG: Virus Corona Tak Cocok dengan Iklim Indonesia, Ini Faktanya

Sarbini menyampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Desa Juron memperketat pengawasan terhadap pemudik. Kaum boro yang telah tiba di kampung halaman diminta menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Hal ini dilakukan untuk menekan jumlah PDP corona di Nguter.

Mereka juga harus menerapkan protokoler kesehatan seperti physical distancing alias pembatasan fisik, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air, serta memakai masker.

Kesetrum Listrik, Pria di Pasar Kliwon Solo Meninggal

Perantau Jangan Mudik

Para perantau lainnya diminta mengurungkan niat pulang ke kampung halaman demi mencegah persebaran Covid-19.

“Banyak perantau yang ngeyel tak mau dikarantina saat tiba di kampung. Bagi kaum boro yang masih berada di daerah perantauan, saya imbau jangan mudik ke kampung halaman sembari menunggu wabah Covid-19 mereda. Kasihan warga di kampung halaman yang panik dan resah,” papar dia.

Sebagai informasi, Desa Juron merupakan kampung perantau di Kabupaten Jamu. Hampir sebagian warga setempat mengais rezeki ke luar Sukoharjo.

Solo Zona Merah Corona, Rudy: Gak Usah Nongkrong Dulu, Do Manuto!

Ribuan Kaum Boro

Jumlah perantau asal Desa Juron mencapai ribuan orang. Biasanya, mereka mudik ke kampung halaman secara bergelombang menjelang Lebaran.

Sementara itu, Camat Nguter, Sumarno, meminta warga setempat tidak panik menyikapi kejadian itu. Warga diminta mematuhi anjuran pemerintah dalam menerapkan protokoler kesehatan.

2.869 Buruh di Jateng Di-PHK di Tengah Pandemi Corona

Pemerintah desa hingga ketua rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) memperketat pemantauan terhadap kaum boro yang pulang kampung.

Sumarno berharap masyarakat terutama perantau memberikan kontribusi terhadap kampung halaman dengan menjalani karantina mandiri di rumah.

“Para perantau yang tiba di kampung halaman harus menjalani karantina mandiri,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya