SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. (Istimewa/MDMC Sragen)

Solopos.com, SOLO — Satu keluarga asal RT 002/RW 003 Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, diduga menjadi korban pungutan liar atau pungli saat memakamkan jenazah kerabatnya yang positif Corona, Kamis (29/7/2021) malam.

Mereka dimintai uang senilai Rp6 juta oleh oknum penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Daksinoloyo, Danyung, Grogol, Sukoharjo. Kendati berlokasi di Sukoharjo, TPU tersebut dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua RT 002/RW 003 Kelurahan Kedunglumbu, Sardjiman, mengisahkan keluarga jenazah pasien corona tersebut mayoritas berada di luar Pulau Jawa. Sardjiman mendapatkan amanah mengurus pasien saat mulai sakit hingga meninggal dunia. Keluarga yang berada di Solo adalah keluarga jauh.

Baca Juga: Bantu Warga Terdampak Covid-19, Komunitas Solo Murup Bergerak Kumpulkan Puluhan Juta Rupiah

“Jenazah tiba Kamis malam di TPU Danyung, tapi saat ambulans belum tiba, keluarga yang sudah berada di lokasi ditanya oleh penggali kubur, pemakaman dengan protokol kesehatan? Tidak, jawabnya, tidak karena hanya sakit gejala paru-paru,” katanya mengawali cerita dugaan pungli pada keluarga pasien corona di Solo itu saat dihubungi wartawan, Jumat (30/7/2021) siang.

Proses bedah bumi kembali berlangsung seperti biasa. Namun, setelah ambulans pembawa jenazah tiba, para penggali pemakaman kaget lantaran harus dilakukan dengan protokol kesehatan.

Para penggali kubur itu lantas meminta uang senilai Rp6 juta kepada keluarga jenazah sebagai uang lelah. Keluarga mencoba bernegosiasi dan sepakat memberi Rp5 juta.

Standar Khusus Pemakaman Jenazah Pasien Corona Jadi Alasan

“Kemudian keluarga membayar Rp3 juta dan sisanya diserahkan besoknya. Padahal, proses pemakaman jenazah Covid-19 itu tidak dipungut biaya sepeser pun,” jelasnya.

Baca Juga: BOR Isolasi Belasan RS Solo Turun di Bawah 90%, RSUD Moewardi Bongkar 1 Tenda

Dugaan pungli pemakaman jenazah pasien corona asal Solo tersebut kemudian diketahui sukarelawan pengantar jenazah yang datang setelahnya. Sukarelawan itu meminta keluarga tak lagi menyerahkan sisa uang yang disepakati.

“Ya, sesudah saya sampaikan kepada keluarga, mereka ikhlas karena pemakaman dilakukan malam hari. Kasihan dengan penggali kuburnya. Mereka mengikhlaskan karena yang penting jenazah bisa dimakamkan hari itu juga,” terang Sardjiman.

Sukarelawan ambulans pengantar jenazah, Bayu Riyadi, menduga aksi tersebut bukan kali pertama. Oknum tersebut sengaja meminta uang kepada keluarga jenazah untuk biaya penggalian liang kubur.

Baca Juga: Pemkot Solo Mulai Mendata Anak-Anak Yang Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19

Mereka juga meminta uang dengan alasan adanya standar khusus pemakaman Covid-19. “Katanya makam untuk jenazah Covid-19 harus dibangun dengan standar tertentu. Saya juga heran itu aturan dari mana,” katanya saat dihubungi terpisah.

Bayu kemudian meminta keluarga jenazah tidak melunasi pungutan tersebut. Ia menjelaskan pelaksanaan pemakaman jenazah pasien Covid-19 sepenuhnya dibiayai pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya