SOLOPOS.COM - Nasrudin, anak pertama Mudjijem, menunjukkan foto mendiang ibunya. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN-Mudjijem Amat Sadjilah, 73, warga Sorasan, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, meninggal dunia akibat kecelakan di Mekah, Sabtu (20/9/2014) lalu. (Baca : Seorang Jamaah Haji Asal Sleman Tewas Terlindas Bus di Makkah)

Seluruh keluarga Mudjijem mengiklaskan ibu dari delapan anak tersebut dimakamkan di Makam Suroya Mekah.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Meski sedih ditinggal orang yang dicintai, keluarga Mudjijem juga merasa lega dan terharu. Saat meninggal dunia, Mudjijem telah menjalani sebagian rukun haji, seperti ihram dan tawaf.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ibu meninggal di sana [Mekah]. Itu menjadi kemauannya,” ungkap Supriyono, menantu Mudjijem kepada wartawan di kediaman Mudjijem, Senin (22/9/2014).

Sebelum berangkat menuju Embarkasi Donohudan, Boyolali, Mudjijem telah berpamitan dan meminta semua anggota keluarga iklas jika dia tak bisa kembali ke rumah.

Supriyono tak menyangka, ibu mertuanya itu benar-benar tidak akan kembali lagi ke Sorasan setelah 11 hari berada di Arab Saudi.

Mudjijem yang masuk dalam Kloter 24 meninggal setelah sempat menjalani penanganan medis di Rumah Sakit King Faisal. “Itu sudah jadi garisnya simbok. Kami tidak ingin menanyakan detil perihal penyebabnya. Keluarga semua ikhlas,” ujar Supriyono.

Supriyono menjadi orang pertama yang mendapat kabar tentang kematian Mudjijem. Keluarga juga kemudian mendapat kabar serupa dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman. “Sekitar pukul 8 malam, saya dapat telepon dari ketua rombongan haji,” kata Supriyono.

Di sela kesibukannya menyambut para pelayat, Nasrudin, anak pertama Mudjijem, menceritakan kegigihan ibunya demi bisa naik haji. Pekerjaan sebagai buruh tani membuat Mudjijem harus lama menabung.

Tekad Mudjijem justru semakin bulat setelah suaminya meninggal tahun 2006 dan akhirnya terdaftar sebagai calon jamaah haji pada 2009. “Saya mau menabung untuk naik haji,” kenang Nasrudin meniru ucapan Mudjijem.

Terpisah, Kepala Kantor Kemenag Sleman, Lutfi Hamid mengatakan, pihaknya sedang mengusahakan untuk santunan bagi keluarga yang ditinggalkan Mudjijem. “Ada asuransi dan sedang diusahakan diyat,” ungkap Lutfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya