SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Yogyakarta–Keluarga Cendana tidak terlalu mempersoalkan masalah penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat Indonesia.

Demikian disampaikan putra bungsu almarhum Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, seusai seminar sekaligus peluncuran buku Soeharto Jenderal Besar dari Kemusuk di Monumen Jogya Kembali, Yogyakarta, Senin (1/3). Peluncuran buku ini bertepatan dengan peringatan 61 tahun Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Keluarga tidak bisa mengusulkan (gelar pahlawan untuk Soeharto). Yang berhak mengusulkan itu masyarakat sendiri,” kata Tommy.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara, seminar yang membahas Serangan Oemoem 1 Maret 1949 berlangsung sekitar 3 jam. Pembicara utama dalam seminar tersebut adalah Guru Besar ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Suhartono W Pranoto.

Acara itu juga menghadirkan para pelaku sejarah Serangan Oemoem 1 Maret, seperti Soekotjo, Kunto Wibisono, Des Alwi dan kalangan akademisi. Tampak juga adik tiri Soeharto, pengusaha Probosutedjo.

Dalam seminar itu diungkap ada 3 tokoh penting terkait peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Yakni Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menjabat menteri koordinator pertahanan dan keamanan sebagai pemrakarsa, Kolonel Bambang Sugeng dan Komandan Wehrkreise III Letkol Soeharto yang bertindak sebagai pelaksana serangan.

detikcom/rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya