SOLOPOS.COM - Tim Juri Lomba PTT Nasional melakukan penilaian kepada para anggota kelompok tani Sri Jati, di Dusun Bejaten, Desa Jatisarono, Nanggulan, Kamis (14/8/2014). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO– Kelompok Tani Sri Jati maju perlombaan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Nasional.

Partisipasi kelompok tani ini dalam lomba tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendorong para petani dalam memajukan pertanian di wiilayahnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan kegiatan ini merupakan upaya pemerintah untuk mendukung pertanian, di antaranya melalui penyuluhan untuk pemberdayaan kelompok-kelompok tani yang ada di setiap daerah.

“Lomba ini merupakan salah satu bentuk penyuluhan pertanian dengan mengevaluasi sampai mana kekuatan kelompok tani tersebut, baik dari aspek manajemennya, pengelolaan pertanian, penggunaan teknologi hingga pengembangan usahanya,” jelas Bambang disela acara Penilaian PTT tingkat Nasional yang digelar di Dusun Bejaten, Desa Jatisarono, Nanggulan, Kamis (14/8/2014).

Bambang mengatakan dalam perlombaan ini ada beberapa kategori lomba yang masing-masing diikuti oleh beberapa kelompok tani di wilayah Kulonprogo ini. Kelompok Tani Sri Jati mewakili Kulonprogo untuk kategori pertanian padi dan Kelompok Mugi Rukun mewakili kategori kedelai.

“Masih ada lagi beberapa gabungan kelompok tani yang dalam waktu dekat ini juga akan mewakili jenis pertanian tertentu ke tingkat nasional,” papar Bambang.

Ketua Kelompok Sri Jati Supriyanto mengatakan luasan lahan pertanian yang digarap kelompok tani ini mencapai 25 hektar. Pertumbuhan produksi padi dari tahun ke tahun yang dikelola oleh kelompok ini pun terus mengalami pertumbuhan.

Hal ini turut didorong dengan penggunaan pupuk organik sehingga dapat menghasilkan panen yang lebih baik, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

“Selain pertanian padi, kami juga tengah menjadikan daerah ini sebagai kawasan penangkaran tyto alba atau burung hantu. Selain sebagai bentuk pelestarian juga menjadikan tyto alba sebagai musuh hama yang dapat menjauhkan pertanian dari serangan hama seperti tikus. Kami harap inovasi ini dapat menjadikan kami sebagai kelompok tani terbaik dalam lomba ini,” ujar Supri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya