SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Kelompok pemberdayaan ekonomi perempuan di Kecamatan Tanon tumbuh pesat. Menurut data Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Tanon, pada tahun 2010, jumlah kelompok tersebut tumbuh dari 117 kelompok di awal tahun menjadi 150 kelompok, atau tumbuh 28%.

Ketua UPK PPK Tanon, Hartawan menjelaskan jumlah kelompok yang mendapatkan kucuran dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) melalui simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) dan usaha ekonomi produktif (UEP) kini mencapai 150 kelompok. Pertumbuhan jumlah kelompok, menurut dia, dipicu kesadaran masyarakat untuk mengembangkan diri melalui usaha kecil, seperti berdagang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Memang tumbuh banyak, dari 117 kelompok di awal tahun menjadi 150 kelompok. Mereka adalah warga yang berasal dari 16 desa se-Kecamatan Tanon,” jelas Hartawan, saat ditemui Espos, di kantor UPK Tanon, Senin (15/11).

Dia melanjutkan, tumbuhnya jumlah kelompok usaha memicu bertambahnya dana yang digulirkan melalui program SSP dan UEP. Tahun ini, UPK Tanon menggulirkan dana RP 4 miliar ke masyarakat. Masyarakat berhak mengajukan pinjaman dalam kelompok senilai Rp 1-2 juta/orang. Nilai plafon pinjaman dapat lebih tinggu tergantung kedisiplinan masyarakat untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu alias tanpa nunggak.

Sementara, terkait tunggakan, Hartawan menjelaskan sejauh ini nyaris tidak ada tunggakan. Memang masih ada tunggakan senilai Rp 20 juta oleh kelompok di Desa Gading. Namun, tunggakan tersebut tidak lantas menghentikan kegiatan simpan pinjam seratusan kelompok lain.

Bahkan, Hartawan menagaskan, pada akhir Oktober pihaknya telah menerima modal bergulir Rp 3,8 miliar. Dia mengaku optimistis, di akhir tahun target Rp 4 miliar yang ditetapkan dapat terpenuhi. “Bahkan mungkin kami ada surplus. Sesuai target, surplus kami perkirakan sekitar 400 juta,” ujarnya.

Camat Tanon, Sutrisno menimpali sejauh ini pihaknya terus mendorong perangkat desa untuk aktif mengajak masyarakat tertib membayar pinjaman. Disamping pembinaan secara reguler melalui pertemuan di tingkat desa, imbuhnya, desa juga memiliki lembaga yang bertugas menyelesaikan permasalahan di tingkat desa.

“Ada TPM (Tim penanggulangan masalah-red) siap membantu menyelesaikan masalah, termasuk kalau ada kelompok yang <I>nunggak<I> bayar pinjaman,” kata Sutrisno.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya