SOLOPOS.COM - Espos/Taufiq Sidik Prakoso Sekretaris Kelompok Batik Tulis Batik Kebon Indah, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Sri Windarti, menunjukkan kain batik bermotif corona, Senin (16/11/2020). (Solopos.com/Taufik Sidiq Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sektor tak lantas mematikan kreativitas. Seperti yang dialami para pembatik yang tergabung dalam Kelompok Batik Tulis Batik Kebon Indah, Desa Kebon, Kecamatan Bayat.

Pandemi membuat pemasaran hingga kegiatan kunjungan wisata edukasi yang dibuat kelompok tersebut sempat seret. Berangsur-angsur pasar mulai kembali bangkit meski belum pulih seperti dulu. Situasi berat seperti sekarang tak lantas membuat mereka loyo. Mereka tetap berproduksi dan bahkan memunculkan motif baru. Virus yang menjangkit ke seluruh dunia menginspirasi kelompok itu membuat motif corona.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

UMK Klaten 2021 Naik 3,27%, Apindo Ingatkan Ancaman PHK

Seperti salah satu motif kain batik yang ditunjukkan Sekretaris Kelompok Batik Tulis Batik Kebon Indah, Sri Windarti, saat ditemui Solopos, Senin (16/11/2020) lalu. Pada selembar kain batik, terdampak motif virus corona yang digambarkan menyerupai mahkota berukuran besar dan kecil. Di sekitar motif itu, ada motif berbentuk lonjong dan berwarna hitam diilustrasikan sebagai bakteri.

“Motif ini dibuat dari kelompok. Kami buat motif ini karena memang lagi musimnya dengan harapannya dia [virus corona] segera pergi selama-lamanya karena sudah melumpuhkan segala-galanya,” kata Windarti.

Banjir Pesanan

Motif itu dibikin ketika penjualan batik lesu selama berbulan-bulan. Saat pasar batik kembali bergulir sekitar September lalu, motif itu ikut ditawarkan ke para pelanggan batik. Tak disangka, motif itu banjir pesanan. Hingga pekan lalu, setidaknya ada 50 lembar kain batik dengan motif corona yang sudah laku terjual.

Cerita Biyung Bibi Pelindung Desa Sidorejo Kemalang Klaten dari Erupsi Merapi

Sama halnya dengan pembuatan kain batik di kelompok itu, pembuatan kain batik bermotif corona dilakukan secara kolektif oleh anggota kelompok. Sebagai informasi, kelompok batik itu beranggotakan sekitar 180 orang. Mereka memproduksi kain baik secara kolektif dengan setiap anggota memiliki peran dan tugas masing-masing. Kain batik hasil karya anggota dipasarkan melalui kelompok.

Terkait harga, Windarti mencontohkan harga satu kain batik bermotif corona yang dia tunjukkan berada pada kisaran Rp400.000. Warna batik bisa disesuaikan dengan keinginan pemesan. “Harapan kami kedepan Covid-19 ini cepat berlalu dan semua bisa kembali pulih. Kami juga bisa tetap berproduksi dan pesanan lancar,” kata Windarti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya