SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Munculnya wahana wisata baru di Taman Balekambang bernama mancing, candak, culke (MCC) disorot kalangan DPRD Solo. Pasalnya, wahana pemancingan yang berada di kolam utama Balekambang itu dikhawatirkan mengganggu kenyamanan pengunjung taman.

Anggota Komisi IV, Reny Widyawati, menegaskan pihaknya tak sepakat pemanfaatan kolam utama menjadi pemancingan secara permanen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kalau itu untuk event-event tertentu tidak masalah. Tetapi, kalau dibuat permanen itu tidak bisa. Masyarakat akan menganggap kalau itu bukan taman rakyat,” katanya, Senin (28/10/2013).

Terlebih, lanjut dia, wahana baru tersebut bersifat komersil lantaran pengunjung dikenai biaya tiket Rp50.000. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan Taman Balekambang dibangun.

“Balekambang itu konsepnya untuk taman rakyat kemudian tidak ada tarikan retribusi yang dikuatkan dalam perda. Ini kok ada penarikan tiket. Pengelolaan Taman Reptil saja belum jelas. MoU Taman Reptil juga belum selesai sudah menarik uang dari masyarakat. Sekarang malah ditambah lagi,” papar dia.

Diungkapkannya, wahana baru berupa pemancingan itu bakal mengganggu fungsi utama kolam sebagai resapan air. Kolam juga dikhawatirkan berbau.

“Sarana perikanan itu butuh pemberian pakan. Padahal daerah sana jadi resapan air. Bagaiamana nasib fungsi utamanya tersebut jika di sana dibuat untuk pemancingan secara permanen?” ungkapnya.

Lebih lanjut, Reny mengatakan keberadaan pemancingan di kolam itu juga mengganggu kenyamanan para wisatawan.

“Orang mau duduk di pinggir kolam ya jadi tidak nyaman karena di sana dibuat pemancingan dan berbayar,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV, Teguh Prakosa, mengaku belum mengetahui secara detail ihwal wahana wisata baru di Taman Balekambang itu. Hanya, diakuinya UPTD Balekambang pernah menyampaikan rencana pembuatan wahana wisata baru tersebut.
“Tetapi, soal bentuk kerja samanya seperti apa, saya belum tahu,” katanya.

Ihwal komersialisasi melalui penarikan tiket ke pengunjung wahana, Teguh menyatakan bisa memahami langkah itu. Pasalnya, UPTD Balekambang juga ditarget untuk menghasilkan pendapatan.

“Sebagai taman rakyat bukan berarti itu tidak ada sisi komersilnya. Tentu sisi komersil ada untuk memenuhi target pendapatan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya