Gendhuk Nicole, wartawan muda sebuah koran markotop di Kota Bengawan ini memang lagi semangat-semangatnya bekerja untuk mengejar poin prestasi. Orangnya lincah, gesit dan bicaranya cas-cis-cus.
Beberapa hari yang lalu, Cempluk melakukan liputan lomba masak-memasak antar PKK kelurahan seKota Solo di Taman Balekambang. Sejak acara dimulai ia sudah melakukan observasi dan wawancara dengan sapa saja, baik panitia, dewan juri, peserta maupun penonton.
Setelah wawancara selesai, Cempluk tidak langsung ke kantor melainkan menunggu hingga acara rampung. ”Eee, siapa tahu bisa ikut icip-icip hasil masakannya. Lumayan, buat tamba kepingin dan ganjel weteng,” batin Cempluk sambil mulutnya klomat-klamet.
Ia pun terus berkeliling dari peserta satu ke peserta lain bak dewan juri yang sedang memeriksa peserta lomba. Tiba-tiba ia berhenti lalu mendekati seorang ibu-ibu setengah umur, sebut saja Lady Cempluk, yang sedang duduk menunggu peserta lomba.
”Selamat siang Bu, nuwun sewu, boleh minta waktu untuk wawancara sebentar? Saya wartawan dari koran anu (menyebut nama sebuah koran Solo), mau minta pendapat Ibu seputar lomba yang Ibu ikuti ini. Oh ya, Ibu dari PKK mana Bu?” tanya Cempluk ngecibrik tanpa spasi.
Yang ditanya cuma diam sambil senyam-senyum, kemudian katanya, ”Waduh, Anda salah alamat Mbak, saya bukan peserta kok, tapi wartawan juga seperti Anda. Kenalkan, nama saya Lady Cempluk dari koran anu (menyebut nama sebuah harian Ibukota yang juga berkantor di Solo).
Mak cep! Gendhuk Nicole langsung meneng saknalika bingung mau ngomong apa karena saking kagetnya. Wajahnya yang imut tampak abang ireng menahan malu. Tiada kata yang pantas terucap selain minta maaf, lalu berpamitan dan mblirit menjauh. Mugi Suryana
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
