SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menceritakan pengalamannya dicegat warga yang ronda saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/5/2020). (Rudi Hartono/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menceritakan pengalamannya saat berkeliling kampung di tengah isu gangguan kemanan. Bupati Jekek sempat dicegat warga yang tengah ronda malam di Manjung, Kecamatan Wonogiri, lantaran memakai penutup wajah.

Tak Semua PNS Dapat THR, Pemkab Sukoharjo Siapkan Rp21 Miliar

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tengah wabah virus corona (Covid-19) isu tentang gangguan keamanan berkembang di berbagai daerah, tak terkecuali Wonogiri. Beredar kabar pengerahan pencuri dalam jumlah banyak. Ada pula informasi pencuri bisa menghilang atau berubah menjadi benda lain saat dikejar warga.

Informasi adanya gangguan keamanan berhembus sejak pemerintah menerapkan program asimilasi kepada lebih kurang 30.0000 narapidana.

Warga merespons kondisi tersebut dengan memperketat pengamanan di masing-masing lingkungan tempat tinggal. Langkah yang jamak dilakukan adalah menggelar ronda hingga dini hari atau bahkan pagi. Warga mencurigai siapa pun yang tak dikenal. Jika ada yang dicurigai, warga menanyakan identitas dan tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya pencurian.

Pemkab Wonogiri Keluarkan Aturan Ronda: Jangan Berkerumun dan Sampai Pagi!

Saking semua orang dicurigai, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, bahkan sempat menjadi "Korban". Lelaki yang akrab disapa Jekek itu menceritakan pengalaman uniknya saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Sekretariat Daerah (Setda), Rabu (6/5/2020).

Semula, dia berkendara sambil mengenakan masker sendirian melintas di Manjung, Kecamatan Wonogiri, pada malam hari belum lama ini. Sekelompok warga yang ronda seketika mencegatnya karena mereka tak mengenalinya. Jekek pun ditanyai identitas dan tempat tujuannya.

“Saya membuka helm dan masker lalu bilang kalau nama saya Jekek dan mau berkeliling. Setelah melihat saya warga malah kaget kemudian mengajak saya minum kopi bareng,” ucap dia.

Round Up Covid-19 Wonogiri: Pasien Sembuh Jadi 5 Orang, Warga Dilarang Ronda Malam

Ronda di Wonogiri Bikin Warga Berkerumun

Bupati berkeliling wilayah bukan kali itu. Setiap malam sebelum dan sesudah peristiwa tersebut dia berkeliling sendirian di sejumlah kecamatan, seperti Selogiri, Wonogiri, dan Ngadirojo.

Aktivitas tak biasa itu untuk memantau kegiatan ronda. Hal itu dilakukannya sebagai studi kasus sebelum menerbitkan kebijakan terkait pengamanan wilayah.

Selama berkeliling dia mendapat data bahwa ronda membuat warga berkerumun tanpa menerapkan pembatasan jarak fisik dan tak mengenakan masker. Ronda digelar hingga dini hari hingga pagi. Ada yang sambil bermain kartu. Bahkan, ada pula yang menenggak minuman keras (miras). Menurut Jekek aktivitas itu menyalahi aturan sosial dan physical distancing.

Ada 18 WNI ABK Korban Perbudakan di Kapal China, 4 Meninggal

“Ronda sampai dini hari atau pagi justru menurunkan imunitas tubuh. Padahal, saat wabah Covid-19 sekarang ini semua orang dituntut meningkatkan imunitas dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti tak begadang untuk mencegah penularan virus. Artinya, ronda yang digencarkan saat ini justru membuat warga rentan tertular virus,” imbuh Jekek.

Hingga akhirnya dia menerbitkan surat edaran (SE) melarang ronda. Bagi dia menjaga keselamatan jiwa lebih utama dari pada menyelamatkan harta. Sebagai ganti ronda, Bupati meminta warga waspada melalui jaringan komunikasi.

Jika ada sesuatu yang mencurigakan dapat diinformasikan melalui jaringan komunikasi tersebut. Dia juga sudah berkoordinasi dengan Polres agar menggelar patroli ke desa-desa. Bupati meminta warga tak terlalu reaktif menyikapi isu adanya gangguang keamanan yang belum tentu benar. Faktanya, sampai sekarang kejadian-kejadian yang selama ini diisukan itu belum diketahui kebenarannya.

Lagi! Pasien Covid-19 Wonogiri Sembuh, Total 5 Orang Pulih

“Polres hanya menanganani satu kasus, yakni pencurian sepeda motor. Sebelum ada wabah pun pencurian seperti terjadi,” ulas Jekek.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Sirnoboyo, Girowoyo, Romadhani Andang Nugroho, menyatakan setuju dengan kebijakan Bupati. Dia akan meminta warga tak ronda. Gantinya, dia akan mengerahkan petugas satuan perlindungan masyarakat (linmas) yang selama ini tak berkegiatan rutin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya