Klaten (Espos)–Sejumlah petani semangka di Desa mengaku mengalami kerugian jutaan rupiah karena hasil panen tidak maksimal akibat tingginya kelembapan tanah.
Widodo, 45, salah seorang petani semangka asal Dukuh Miliran Desa Mendak Kecamatan Delanggu, Klaten mengatakan hasil panen kali ini berbeda dengan sebelumnya lantaran tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini. Menurutnya, tingginya kelembapan tanah mengakibatkan pertumbuhan buahnya tidak sempurna. “Ukurannya lebih kecil dari biasanya. Kalau dijual tentu harganya akan turun drastis,” ujar Widodo saat ditemui Espos di sela-sela kesibukannya memetik buah semangka.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Widodo menjelaskan, buah semangka ukuran normal biasanya dijual seharga Rp 15.000 per kilogram (kg). Akan tetapi, dirinya tidak yakin hasil panen semangka kali ini harganya bisa menjangkau Rp 10.000 per kg. Widodo mengaku mengalami kerugian jutaan rupiah karena tidak maksimalnya hasil panen kali ini. ‘Biasanya keuntungan hasil jualan semangka bisa mencapai Rp 7-8 juta. Tetapi kali ini saya tidak tahu bisa laku hingga Rp 3 juta atau tidak,” tandas Widodo.
Selain rugi karena harganya turun, Widodo juga mengaku mengalami kerugian biaya operasional. Menurutnya, dibutuhkan pupuk jenis NPK sebanyak tiga kuintal seharga Rp 690.000 untuk tanaman semangka seluas 2.000 meter miliknya. Selain itu, dirinya juga harus mengeluarkan uang senilai Rp 400.000 untuk membasmi hama walang dan wereng yang mengganggu tanaman ini. Sementara untuk membeli bibit semangka dibutuhkan dana sekitar Rp 150.000.
mkd