SOLOPOS.COM - Kurir Korea Selatan yang dipaksa mengantar paket melewati tangga. (New York Times)

Solopos.com, SEOUL — Sedikitnya ada 15 kurir Korea Selatan meninggal tahun ini, karena terlalu banyak bekerja. Beban kerja yang berlebihan membuat mereka bekerja sejak fajar hingga lewat tengah malam.

Kenapa Alat Vital di Film JAV Selalu Disensor?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melansir New York Times, Rabu (16/11/2020), sebuah gudang distribusi di Seoul, mengadakan ritual di awal hari kerja yang berat. Mereka berdiri sejenak untuk mengheningkan cipta mengingat lebih dari selusin rekan kerjanya meninggal pada tahun ini, karena terlalu banyak bekerja.

Serangkaian kematian diantara para kurir ini menyebabkan keributan nasional, dan menjadi perhatian pada perlindungan pekerja. Pekerjaan kurir didistribusikan secara tidak merata, di mana menjadi pekerjaan yang memiliki waktu kerja terpanjang di dunia.

Sedikitnya sudah ada 15 korban tewas di antara para kurir, termasuk beberapa yang meninggal setelah mengeluhkan beban kerja yang berat. Lebihnya permintaan pengiriman membuat mereka bekerja sejak fajar hingga lewat tengah malam.

Harta Karun Misterius Muncul di Pantai, Warga Desa Ini Jadi OKB

Para kurir mengatakan bahwa mereka sekarat karena Gwarosa dalam bahasa Korea Selatan, atau memiliki arti kematian karena terlalu banyak bekerja.

“Sejak virus Corona datang, pulang lebih awal untuk makan malam bersama anak-anak saya telah menjadi mimpi yang jauh,” kata Choi Jina salah satu pekerja kurir wanita. Kurir adalah pekerjaan yang bekerja paling keras, namun pekerjaan yang paling tidak terlindungi di Korea Selatan.

Tak Diperhatikan

Menurut Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Korea hanya satu hingga empat kurir meninggal setiap tahunnya. Namun, tahun ini sembilan kurir meninggal di paruh pertama.

Ketika Presiden memangkas minggu kerja untuk memastikan keseimbangan hidup dan hak istirahat, pekerja kurir Korea Selatan ternyata tidak diikut sertakan dalam kesepakatan. Padahal sejak pandemi berlangsung, para pekerja kurir menghadapi jam kerja yang lebih lama.

Satu-Satunya di Dunia, Youtuber Review HP Selundupan Tokyo

Pesanan online terus melonjak, dan permintaan untuk barang yang dikirim meningkat 30 persen, menjadi 3,6 miliar paket tahun ini. Sejak pandemi berlangsung, beberapa warga yang takut terinfeksi virus Covid-19 menolak berbagi lift dengan para kurir. Mereka memaksa para kurir untuk mengangkut paket melalui tangga.

Setelah serentetan kematian pekerja kurir menjadi berita utama, masyarakat mulai mengungkapkan simpati kepada kurir. Banyak masyarakat yang meninggalkan minuman dan makanan di depan pintu dengan catatan yang berbunyi “Tidak apa-apa jika terlambat”.

Selain itu, beberapa perusahaan logistik telah meminta maaf atas serentetan kematian baru-baru ini, Mereka berjanji akan memberikan tunjangan, seperti pemeriksaan kesehatan, dan menambahkan lebih banyak pekerja secara bertahap, untuk membantu mempersingkat jam kerja dan mengelola peningkatan volume.

Ikuti Instruksi Google Maps, Pengemudi Meninggal Beku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya