SOLOPOS.COM - Ketua DPR Puan Maharani. (Detikcom- Zhacky)

Solopos.com, JAKARTA – Sejumlah partai besar telah mengambil ancang-ancang menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Mereka telah mengampanyekan ketua umum mereka menjadi kandidat calon presiden.

Seperti Partai Golkar yang mengusung Airlangga Hartarto, PKB mengajukan Muhaimin Iskandar, dan Partai Gerindra dengan Prabowo Subianto. Sementara Partai Demokrat pun menjagokan ketum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan PDIP diyakini bakal lebih memilih mengusung Puan Maharani ketimbang Ganjar Pranowo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani, melihat di antara capres dari kalangan ketum parpol, yang memiliki elektabilitas cukup tinggi hanya Prabowo dan AHY.

Baca Juga: Tes PCR Jadi Syarat Naik Pesawat, Puan Maharani: Bikin Rakyat Bingung

“Bagaimana elite partai tahu peluang baik itu? Biasanya mereka melihat hasil survei. Kalau melihat hasil survei kelima petinggi partai itu, sementara ini Prabowo paling atas, diikuti oleh AHY. Sementara Puan, Airlangga, dan Muhaimin jauh di bawah kedua nama itu. Prabowo vs AHY?” tulisnya melalui Twitter, Sabtu (6/11/2021).

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah PDIP benar-benar akan mengusung Puan Maharani. Memang sosialisasi yang dilakukannya sudah cukup masif. Kalau hasil menunjukkan Puan berpeluang cukup bagus untuk menang, tambah Saiful, mungkin dia akan menjadi calon peserta pemilihan presiden 2024. Akan tetapi itu baru akan terlihat paling tidak dua tahun lagi.

Lebih lanjut Saiful menyebutkan saat ini hanya PDIP yang bisa mengusung sendiri pasangan capres-cawapres tanpa harus berkoalisi.

Baca Juga: Dukung Puan Capres, PDIP Kebumen Apa Juga Disebut Barisan Celeng?

“Yang bisa mencalonkan pasangan presiden-wakil presiden hanya partai politik atau koalisi partai politik hasil pemilu 2019 yang mendapat kursi 20 persen di DPR atau 25 persen suara pemilih nasional. Yang memenuhi syarat itu hanya PDIP. Partai-partai lain harus koalisi,” katanya.

Saiful menganalisis jumlah calon maksimal empat pasangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya